IM.com – Hujan disertai angin kencang memporak porandakan sedikitnya 13 rumah di Dusun Klaci, Desa Brodot, Kecamatan Bandarkedungmulyo, Jombang, Jumat (12/4/2019). Selain itu, banjir juga menerjang sejumlah kawasan d Kecamatan Perak.
Dari 13 rumah yang porak poranda akibat terjangan angin puting beliung, lima di antaranya roboh dan empat delapan rumah lainnya rusak. Meski tidak ada korban jiwa, peristiwa ini menyebabkan kerugian mencapai ratusan juta rupiah.
Khoirul Anam, salah seorang warga setempat, menceritakan, puting beliung datang tiba-tiba, saat hujan deras mengguyur. Angin kencang bertiup dari arah barat langsung menyapu rumah-rumah warga.
“Warga langsung berhamburan keluar rumah menyelamatkan diri,” ujarnya. Angin yang berhembus disertai hujan deras juga menumbangkan sejumlah pohon.
Petugas gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI dan Polri dibantu relawan bergotong-royong membersihkan puing-puing reruntuhan rumah warga. Mereka membersihkan puing-puing bangunan dan dahan pohon yang tumbang.
Pihak BPBD Kabupaten Jombang terus mendata kerugian yang diderita para korban. Pemerintah Kabupaten akan menyalurkan bantuan material untuk meringankan beban para korban.
Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Jombang, Gunadi mengatakan, lima rumah yang roboh mengalami rusak parah pada bagian atap dan temboknya. Selain itu, sebanyak delapan rumah lainya juga mengalami kerusakan ringan.
Gunadi mengatakan, bencana puting bermula ketika wilayah setempat diguyur hujan deras selama beberapa jam. Sejurus kemudian, angin bergulung-gulung yang membuat beberapa pohon di dusun setempat tumbang.
“Berdasarkan pendataan yang kami lakukan, ada lima rumah yang rusak berat, dan delapan yang rusak ringan ” ujar Gunadi.
Sementara hujan deras juga menyebabkan ratusan rumah dan beberapa sekolah di Kecamatan Perak terendam. Ketinggian air antara 40 sampai 70 sentimeter. Akses jalan yang ada di kawasan tersebut juga lumpuh, karena genangan air tak kunjung surut.
Pihak sekolah terpaksa meliburkan dan menakhiri aktivitas belajar mengajar lebih awal. Sekolah yang diliburkan adalah SDN Perak 2. Seluruh kelas di sekolah tersebut kemasukan air hingga ketinggian 40 sentimeter.
“Seluruh ruangan kelas terendam air. Selain itu juga ruang perpustakaan dan ruang guru. Makanya hari ini sekolah diliburkan,” kata Adi Kurniawan, seorang guru yang sempat mendatangi sekolah tempatnya mengajar.
Kondisi serupa juga terlihat di sekolah yang ada di bawah Yayasan Umar Zahid dan SDIT Perak. Lingkungan pendidikan tersebut juga diserbu disambangi banjir. Tidak ada aktivitas belajar mengajar di sekolah tersebut.
Banjir di Kecamatan Perak juga berakibat pada menggenangnya air pada akses jalan nasional dan pasar setempat. Itu karena, air yang ada di sungai pinggir jalan meluap. Air masuk ke jalan dan menerobos pasar Perak.
Sri Armini (52), warga Desa Sumberagung, Kecamatan Perak, mengatakan, banjir berawal dari hujan deras yang mengguyur pada Kamis malam (11/4/2019). Akibatnya, debit air sungai yang melintasi desa setempat meningkat tajam.
Hingga pada dini hari, sungai tersebut tak sanggup lagi menampuang debit air yang terus meningkat. Air sungai pun meluber ke jalanan desa dan pemukiman padat penduduk.
“Kami tidak mengungsi, karena kami yakin banjir segera surut. Ini hanya banjir kiriman,” pungkas Sri. (son/im)