IM.com – Salam sayangku padamu, cucu-cucuku, putra-putriku, saudara-saudaraku. Katakan padaku, cucu-cucuku, apa pendapatmu tentang Tuhan? Itulah kalimat awal dalam buku Kebun Ma’rifat 1 berjudul Pohon Jeruk Beriman Kepada Allah. Selanjutnya isi buku itu adalah..
‘Bapak, apa maksudmu? Tuhan adalah kebenaran. Bagaimana kita punya pendapat lain tentang Tuhan? Kita tahu bahwa kita membutuhkan Dia, sehingga kita mencariNya. Tetapi banyak orang berkata, ‘Tidak ada Tuhan!’ dan itu mengganggu kita. Mengapa kita mengatakan hal semacam itu?”
Cucu-cucuku, dunia mengetahui banyak hal. Benarlah bahwa hanya ada satu Tuhan,satu doa, dan satu masyarakat umat manusia. Tapi banyak orang di dunia ini telah memisahkan satu masyarakat umat manusia ini menjadi berbagai kelompok berbeda-beda yang menyatakan berbagai hal yang beranekaragam.
Jadi, cucu-cucuku, daripada menyatakan bagaimana pendapat kita, mari kita bertanya pada satu jenis makhluk lainnya tentang pandapatnya. Mari kita bertanya pada pohon jeruk yang indah di sebelah sana itu.
“Duhai, pohon jeruk, apakah kau percaya bahwa Tuhan itu ada? Atau apakah kau percaya bahwa tidak ada Tuhan? Bagaimana pendapatmu? Apakah Allah ada atau tidak?”
“Wahai Tuan yang arif bijaksana, aku akan memberitahukan kepadamu pendapatku. Allah telah memberiku berbagai dahan-dahan yang penuh dengan buah-buahan yang bermanfaat dan menyenangkan mahluk-makhluk lainnya.
Ketika aku bertanya siapa yang telah memberiku begitu banyak buah dan menempatkan begitu banyak rasa lezat di dalamnya, aku harus percaya kepada Allah. Buah-buahan ini merupakan bukti yang cukup bagiku. Jika tidak ada Allah, bagaimana aku bisa memiliki begitu banyak buah dengan rasa lezat seperti itu?”
“Allah menciptakanku dan menyelimuti kepalaku dengan buah-buahan yang bisa memberi kedamaian kepada makhluk-makhluk lainnya. Jika aku mengatakan bahwa tidak ada Tuhan, maka aku akan mengatakan seperti ini,
“Aku tidak mempunyai buah. Aku tidak mempunyai apa-apa.” Bagaimana aku bisa mengatakan bahwa diriku tidak mempunyai apa-apa ketika aku memiliki begitu banyak?
Aku hanya bisa mengatakan hal seperti itu jika diriku benar-benar bodoh. Jika aku memiliki nilai kearifan walaupun sekecil atom, aku pasti akan berkata bahwa Allah itu Ada. Ya memang, aku benar-benar percaya kepada Allah.”
“Duhai Tuan yang agung, ada banyak pohon yang tampak sepertiku. Daun-daun dan kulit kayunya mempunyai corak dan warnawarna yang sama. Mereka iuga dinamakan pohon ieruk, namun rasa dan kualitasnya berbeda dcngan kepunyaanku.
Sebagian terasa manis, sebagiannya terasa masam, sebagian terasa pahit, dan sebagian lagi berserabut. Tekstur dan rasanya berbeda disebabkan oleh berbagai macam kualitas yang melekat di dalamnya.
Adalah kebodohan yang membuat beberapa buah-buahan masam, persis seperti kebodohan yang menyebabkan berbagai perbedaan pendapat di kalangan manusia. Pendapat-pendapat seperti itu berasal dari kualitas mereka. (uyo-bersambung)