BPBD Kabupaten Mojokerto memasok air bersih ke desa yang dilanda kekeringan sejak awal musim kemarau.

IM.com – Kekeringan yang melanda lima Desa dari 2 Kecamatan di Kabupaten Mojokerto belum teratasi sepenuhnya. Sebanyak 3.970 jiwa warga dari lima desa tersebut masih harus bergantung pada pasokan air bersih dari pemerintah untuk kebutuhan sehari-hari.

Kekeringan yang melanda Desa Dawarblandong dan Simongagrok di Kecamatan Dawarblandong dan Desa Kunjorowesi, Kutogirang dan Desa Manduro Manggung Gajah di Kecamatan Ngoro, sudah berlangsung satu bulan terakhir.

Sedikitnya 1.950 jiwa warga di Desa Simongorok yang terdampak kekeringan dan krisis air bersih. Sejak kekeringan melanda, BPBD sudah memasok sekitar 4 ribu liter air bersih per hari di setiap desa.

“Kami lakukan pengiriman air bersih untuk Desa Simongagrok setiap hari satu truk tangki (kapasitas 4 ribu liter),” kata Zaini, Selasa (16/07/2019).

Sementara kekeringan di Dusun Buluresik, Desa Manduro Manggung Gajah berdampak pada 750 jiwa. Jumlah warga terdampak krisis air bersih yang sama terjadi di di Dusun Dadep, Desa Kutogirang.

“Masing-masing desa sudah kami suplai air bersih satu truk tangki setiap hari,” ujarnya.

Yang memilukan, pasokan air bersih dari Pemkab maupun Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Mojokerto tak mampu mencukupi kebutuhan warga.

Sementara air dari PDAM tak kunjung tersalur. Akibatnya, warga terpaksa menggunakan air sungai keruh yang menggenang di kubangan sedalam 50 centimeter untuk mandi dan mencuci.

Kekeringan bukan hanya terjadi di Kabupaten Mojokerto. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, kekeringan juga terjadi di tujuh provinsi di Indonesia.

Tujuh provinsi tersebut yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

“Keseluruhan terjadi di 79 kabupaten/kota di tujuh provinsi tersebut yang mengalami kekeringan dengan perincian 1.969 desa/kelurahan di 556 kecamatan,” kata Pelaksana Harian Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB, Agus Wibowo di Jakarta, Selasa (16/7/2019).


BNPB memperkirakan masih ada wilayah lain yang juga akan mengalami kekeringan karena Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan puncak musim kemarau 2019 akan terjadi pada pertengahan Agustus. 

“BNPB sudah mempersiapkan dana siap pakai apabila ada daerah yang kekeringan dan memerlukan bantuan,” tuturnya. (im)

40

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini