IM.com – SMAN 1 Kutorejo menggelar Latihan Dasar Kepemimpinan dan Manajemen Siswa (LDKMS). Kegiatan yang diperuntukkan bagi pengurus OSIS, MPK, dan jajaran Ketua Ekstrakurikuler berlangsung selama 5 hari, sejak 9 sampai 13 September 2019.
Pelatihan Dasar Organisasi (PDO) dilakukan selama 2 hari di sekolah. Sedangkan selama 3 hari dilanjutkan giat LDKMS. Khusus giat LDKMS digelar di Trawas di sebuah hotel dan dipandu provider outbound asal Universitas Negeri Surabaya yaitu Raider Team Indonesia.
Baik kegiatan PDO maupun LDKMS diikuti sebanyak 82 peserta didik. Rinciannya, 12 siswa selaku steering commite, 33 siswa pengurus OSIS, 18 siswa MPK, dan 19 siswa para ketua ekskul.
Menurut Ana Rosita, S.Pd., PDO merupakan kegiatan awal menuju LDKMS. Sehingga di PDO seluruh siswa dibekali pengetahuan dan keterampilan bidang pembinaan kesiswaan.
“Peserta PDO dan LDKMS adalah siswa yang sama. Mereka selain mendapat materi keorganisasian, juga mendapat motivasi berorganisasi. Selain itu, peserta dibekali keterampilan administrasi maupun kegiatan kesiswaan. Ini merupakan langkah baru dari hasil evaluasi kegiatan kita tahun-tahun sebelumnya,” ujar Ana Wakasek Bidang Kesiswaan SMAN 1 Kutorejo itu menegaskan.
Proses peningkatan pengetahuan dan skill keorganisasian, menjadi target bidang kesiswaan. Sebab, perkembangan dunia kesiswaan menjadi salah satu tantangan yang patut dibangun secara totalitas.
“Penguatan pendidikan karakter sangat penting bagi peserta didik. Salah satunya kita lakukan lewat pembinaan organisasi kesiswaan,” tegasnya meyakinkan.
Ir. Drs. Syamsul Mu’arifin, M.M.Pd., mengatakan program apapun yang disodorkan bidang kesiswaan akan disupport total. Asalkan memberi manfaat buat perkembangan anak-anak. Sekolah ini tempat mendidik dan memberikan pengalaman terbaik buat anak didik kita. Sehingga kelak mereka mampu menghadapi fakta di masyarakat dengan arif dan bijaksana.
Masih menurut Abah Syamsul, bila proses pembinaan kesiswaan di sekolah benar-benar mantap, pasti memberi efek bagus bagi perkembangan peserta didik.
“Motivasi komunikasi yang diberikan Duta Bahasa Jatim, setidaknya membuka wawasan anak-anak untuk berkarakter baik sekaligus mendukung gerakan literasi di sekolah. Anak didik kita adalah asset yang wajib kita perhatikan kondisi dan kebutuhannya,” ujarnya menegaskan.
Sedangkan Jingga Wahyu Buana, saat memberikan materi menegaskan pentingnya menjaga bahasa dan etika saat berkomunikasi. Apalagi aktivis siswa yang memiliki kewajiban mengajak teman-teman mereka lebih etis dan santun dalam berkomunikasi.
“Anak-anak muda itu butuh sentuhan yang tepat dalam berkomunikasi. Banyak orang menganggap komunikasi itu mudah. Anak-anak OSIS ini sangat tepat dimotivasi untuk skill berkomunikasinya,” ungkap alumnus Politeknik Negeri Malang yang kolektor prestasi publict speaking itu. (use/uyo)