IM.com – Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari segera mengajukan permohonan kepada PT Kereta Api Indonesia (KAI) agar mengoperasikan kembali KA Arek Surokerto. Pengoperasian kembali KA jurusan Surabaya-Mojokerto itu untuk memberikan moda tranportasi alternatif yang murah bagi masyarakat menyusul rencana kenaikan tarif tol pada akhir tahun 2019.
Walikota yang akrab disapa Ning Ita tersebut mengatakan, moda transportasi massal itu sebelumnya dinonaktifkan karena beberapa alasan. Menurutnya, pengaktifan KA Arek Surokerto diharapkan dapat meringankan beban masyarakat dengan beralih menggunakan moda transportasi kereta api.
“Sebelum adanya tol Surabaya-Mojokerto, sudah ada KA Arek Surokerto yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sini. Nah, jika tarif tol naik maka secara tidak langsung akan berdampak sangat signifikan.,” kata Ning Ita, Selasa (1/10/2019).
Karena itu, pihaknya berencana mengajukan surat kepada PT KAI terkait untuk peninjauan kembali dan ke KAI untuk pengaktifan KA Arek Surokerto. Pengajuan surat ini, lanjut Ning Ita, tidak lain karena Kota Mojokerto akan dinobatkan sebagai Kota Pariwisata nantinya.
“Sebagai kota pariwisata, maka hal-hal seperti ini juga kami pertimbangkan. Supaya, wisatawan tidak kesulitan dalam mengakses ke sininya. Kalau biaya perjalannya sudah mahal, nanti akan berdampak juga,” jelasnya.
Ning Ita menambahkan, pengoperasian KA Arek Surokerto, diharapkan dapat membantu masyarakat dari berbagai daerah khususnya Surabaya, Sidoarjo dan sekitar dapat menjangkau Kota Mojokerto menjadi lebih mudah dan murah. Khusunya untuk pegawai yang mayoritas menggantungkan hidup sebagai pekerja di daerah lain.
“Setidaknya, bisa dimanfaatkan para pekerja di jam-jam berangkat kerja maupun pulang kerja,” imbuh walikota perempuan pertama Kota Mojokerto.
Selain pengajuan pengoperasian kembali KA Arek Surokerto, Ning Ita juga mengajukan surat permohonan pengkajian kembali kenaikan tarif tol yang melintasi Mojokerto. Yakni, Surabaya-Mojokerto dan Kertosono-Mojokerto. Permohonan kepada PT KAI ini, kata Ning Ita, juga mempertimbangkan kembali kemaslahatan masyarakat yang banyak menggunakan tol sebagai jalan alternatif antar kota dalam provinsi.
“Sekarang ini, satu kali jalan kalau lewat tol sudah berapa harganya. Sekitar Rp 36 ribu kan ya. Nah, kalau pulang pergi sudah berapa. Padahal, banyak dari pengguna tol merupakan pekerja yang memanfaatkan perjalannya untuk memangkas waktu, supaya lebih cepat,” paparnya.
Sekadar diketahui, Pemerintah Kota Mojokerto telah mengajukan grand desain Kota Pariwisata ke Pemerintah Provinsi sebagai salah satu daerah di Jawa Timur yang akan diajukan ke kementerian. Dimana di Kota Mojokerto sendiri, terdapat beberapa tempat peninggalan sejarah serta cerita sejarah tentang Presiden RI Soekarno. (im)