IM.com – Manajemen PS Mojokerto Putra (PSMP) enggan disalahkan atas pemberian sanksi dari Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). Sebaliknya, manajemen PSMP mengajak suporter The Lasmojo meluruk PSSI yang dianggap tidak transparan dan adil dalam menjatuhkan hukuman.
Ketua Umum PS Mojokerto Putra (PSMP) Firman Efendi menuding, PSSI tidak adil dalam menangani dugaan skandal pengaturan skor. Firman mempertanyakan keputusan Komisi Displin PSSI yang hanya menjatukan sanksi kepada PSMP.
“Kenapa hanya PSMP yang di hukum. Sedangkan lainnya seperti PSS Sleman, Aceh, Kalteng dan Gresik tidak ikut di hukum, ini kan janggal,” ungkap Firman Efendi Ketua Umum PSMP Senin (28/10/2019).
Diketahui, PSMP dihukum skorsing atau larangan bermain di semua level kompetisi Liga Indonesia selama tiga musim karena terbukti melakukan pengaturan skor saat mengarungi kompetisi Liga 2 tahun 2018 lalu. Skandal tersebut terkuak saat babak perempat final Liga 2. Baca: Sanksi Match Fixing hanya Berdasar Penalti Gagal, PSMP Resmi Banding).
Sejumlah tim lain juga terindikasi terlibat dalam skandal Match Fixing tersebut. Antara lain klub yang disebutkan Firman tadi yakni Kalteng Putra, Aceh United dan PSS Sleman. (Baca: PSMP dan Dua Klub Ini Pakai Jasa Vigit, Segini Suap untuk Satu Laga).
“Ini ada ketidakadilan terhadap PSMP. Kalau mau maju, seharusnya ada empat klub yang disanksi. Jangan hanya PSMP yang dikorbankan,” tandasnya.
Firman pun enggan dituding tak berbuat apa-apa untuk menghindarkan PSMP dari sanksi tersebut. Menurutnya, manajemen PSMP sudah melakukan banding atas keputusan Komdis PSSI, namun upaya tersebut kandas.
“Kita sudah melakukan banding tapi sanksinya malah lebih berat. Di statuta PSSI cukup di banding saja,” ujar Ketua KONI Kabupaten Mojokerto tersebut.
Mulanya, PSMP memang hanya dihukum skorsing larangan bermain di kompetisi selama satu musim dan turun kasta ke Liga 3. Namun, komisi banding malah menjatuhkan hukuman lebih berat menjadi sanksi skorsing selama tiga musim.
Karena itu, Firman mengajak para loyalis PSMP menuntut keadilan ke PSSI di Jakarta. Ia mengatakan, tuntutan itu bisa dilayangkan bertepatan dengan perhelatan Munas PSSI pada 2 November 2019 nanti.
“Mumpung ada Munas, biar clear saat munas. Kita sudah komunikasi dengan salah satu calon ketua umum terkait masalah ini. Kita sama-sama ingin PSMP bebas dari sanksi dan tetap bertahan di Liga 2,” tegasnya.
Sebelumnya, sejumlah supporter PSMP yang tergabung dalam aliansi Suporter PSMP melakukan demo di depan kantor Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Mojokerto Jalan Jayanegara, Senin (28/10/2019). Dengan membentangkan spanduk, mereka menuntut sejumlah hal, di antaranya pembubaran manajemen PSMP yang dianggap tak bertanggungjawab dan gagal menyelamatkan klub berjuluk The Lasmojo dari sanksi PSSI. (Baca: Bubarkan Menejemen PSMP). (im)