IM.com – Ratusan driver online Go-Car (Gojek) menggelar unjuk rasa di depan kantor PT Gojek Indonesia (GI) Cabang Mojokerto di Jalan Raya Jabon, Kecamatan Mojoanyar, Selasa pagi (26/11/2019). Demonstran yang tergabung dalam Driver Online Mojokerto (DOM) itu menuntut kenaikan insentif.
Koordinator aksi, Muhammad Fahmi Farid (35) menegaskan, insentif sebanyak Rp 65.000 untuk 17 trip (order) tidaklah cukup bagi para driver. Apalagi mereka harus menanggung berbagai biaya hidup seperti angsuran mobil, bensin, makan, dan biaya hidup bagi keluarganya.
“Insentif sebesar itu tidak manusiawi. Kami menuntut kenaikan tarif gocar dengan jelas,” tandas Fahmi kepada wartawan, Selasa (26/11/2019).
Para driver Go-Car ini menyesalkan sikap manajemen Gojek yang ingkar janji. Menurut Fahmi, awalnya Gojek sudah berjanji memberikan insentif Rp 400.000.
Namun nominal itu diturunkan menjadi Rp 300.000. Beberapa waktu kemudian, nilai insentif anjlok lagi sampai Rp 260.000.”Semula kami masih maklum. Kami anggap menurunnya insentif sampai angka segitu masih cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Tapi setengah bulan kemudian insentif turun lagi jadi Rp 65.000 dalam 17 trip,” bebernya.
Kehadiran para mitra PT. GI lantaran ingin menyampaikan beberapa tuntutan, terkait turunnya insentif yang mereka peroleh. “Kami sudah melakukan aksi mogok dengan cara offbid selama 10 hari. Kami anggap kebijakan yang dikeluarkan PT. GI tidak manusiawi, ” ujar.
Para driver online ini mendatangi kantor PT. GI di Mojokerto secara konvoi menggunakan kendaraan masing – masing. Dan setibanya di depan kantor PT. GI mereka membentangkan sejumlah spanduk yang isinya terkait tuntutan mereka.
Driver Go-Car pun membandingkan dengan insentif yang diterima mitra Gojek untuk Go-Ride yang menerima Rp 80.000. “Kalau insentif turun menjadi hanya Rp 65 ribu, kami tekor Rp 42 ribu sehari. Pengeluaran paling besar untuk bensin Rp 100 ribu dan makan Rp 50 ribu sehari. Itu belum pengeluaran lainnya,” jelas driver Go-Car, Bagus (30).
Selain tuntutan kenaikan insentif, pengunjuk rasa juga meminta manajemen gojek untuk mengembalikan akun para driver yang kemitraannya diputus sepihak.
Dalam aksi ini mereka juga melakukan sholat ghaib dan meletakkan karangan bunga di depan kantor PT. GI. Mereka menganggap manajemen PT.GI Mojokerto mati.
Dengan mengumpulkan dan menaruh smartphone milik mereka di atas halaman, mereka melakukan sholat ghaib.
Setelah melakukan orasi, perwakilan driver online melakukan negosiasi dengan manajemen. Namun, mediasi tersebut mengalami jalan buntu.
Pihak manajemen Gojek Mojokerto juga enggan memberikan komentar kepada wartawan.
Usai mediasi yang deadlock, aksi massa driver Go-Car pun bergeser ke kantor DPRD Kabupaten Mojokerto untuk meminta para legislator membantu menuntaskan persoalan ini. (rei/im)