IM.com – Komisi II DPRD Kota Mojokerto mendesak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas segera melakukan percepatan normalisasi tembok penahan Sungai Sadar. Hal itu disampaikan saat berkunjung ke Kantor BBWS Surabaya pada Rabu (26/02-2020).
Ketua Komisi II, Rizki Fauzi Pancasilawan, menjelaskan kondisi tanggul Sungai Sadar banyak titik longsor. “Kita berharap setelah kunjungan ini BBWS segera memberikan solusi,” katanya.
Banyaknya titik tanggul jebol berimbas warga resah. Apalagi curah hujan tinggi membuat debit air sungai naik. Hal ini harus segera diakomodir demi kepentingan warga pasca longsornya plengsengan kali sadar di beberapa titik.
Rizki, optimis dalam waktu dekat segera ada solusi dari BBWS meminimalisir titik yang longsor. “Paling tidak jika ada yang longsor, BBWS harus segera bertindak,” harapnya.
Catatan Rizki ada empat titik tanggul sungai di wilayah Kota Mojokerto sangat membahayakan. Sungai yang membelah Kota Mojokerto ini diperkirakan sejak Desember 2019 lalu dibiarkan jebol tanpa ada penanganan dari pemegang konsensus sungai yakni Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas.
Warga berharap pihak berwenang melakukan langkah kongkret. Apalagi curah hujan tinggi sehingga debit air meningkat, “Kekhawatiran warga jika daerah Pacet dan sekitarnya mengalami hujan yang tinggi dan membuat debit air meningkat tajam,” ujarnya.
Djunaedi Malik dari Fraksi PKB menguraikan bahwa tanggul Sungai Sadar yang jebol diantaranya di wilayah Gunung Gedangan, Ngaglik dan Mentikan. Termasuk beberapa titik keretakan yang banyak terlihat di tanggul dua sungai Sungai Sadar dan Brangkal.
Hal itu menjadi penekanan perhatian kita kepada BBWS, agar ada renja dan renstra BBWS yang fokus memperhatikan tanggul yang ada di wilayah Kota Mojokerto untuk segera diprogramkan penguatan tanggul berupa pembangunan titik yang ambrol dan retak dengan pembanguan plengsengan tanggul baru.
Termasuk semua tanggul yang melintas di wilayah Kota sepanjang 3 km lebih itu agar bisa direncanakan pembangunan untuk peningkatan dan penguatan tanggul agar fungsi tanggul bisa maksimal.
Mengingat tanggul yang ada sudah berusia tua dengan kualitas yang terus menurun. Apalagi wilayah Kota Mojokerto secara geografis berbentuk cekung kapan pun berpotensi menerima luapan air Sungai Sadar dan Brangkal saat debit air deras di musim hujan.
Kota Mojokerto perlu mendapat perhatian khusus dan prioritas terkait program penguatan tanggul tersebut sebagai antisipasi. Dengan kepadatan penduduk juga membutuhkan adanya pembangunan busem sebagai fungsi penampungan air.
Soal busem dibutuhkan kepastian lahan dari Pemkot untuk pembangunan busem tersebut beberapa penekanan di atas akan ditindak lanjuti BBWE dengan studi kajian lapangan untuk dasar perencanaan dan pengajuan anggaran ke pusat,
BBWS berharap agar Pemkot juga pro aktif ikut kordinasi kominikasi ke pusat dalam pengawalan program tersebut agar menjadi program prioritas pusat yang bersifat direktif atau mutlak untuk dilaksanakan.
Untuk jangka pendek mensikapi beberapa titik tanggul yang jebol dampak derasnya air sungai sepanjang musim hujan ini BBWS agar segera ambil langkah strategis dalam mempercepat pembangunan secara emergency berkordinasi dengan pihak terkait.
Termasuk segera memberi surat jawaban secara legalitas terhadap usulan Pemkot Mojokerto berinisiatif melaksanakan perbaikan melalui anggaran daerah. Sebab ini termasuk emergency butuh tindakan cepat agar potensi kerusakan tidak bertambah melebar yang bisa membahayakan warga sekitar tanggul saat debit air sungai deras. (uyo/adv)