IM.com – Hanya dalam kurun beberapa hari, korban meninggal akibat virus demam berdarah (DB) di Jawa Timur bertambah lima menjadi 20 orang. Namun pemerintah provinsi belum menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) DBD meski jumlah korban meningkat cukup cepat.
Penambahan jumlah korban itu tercatat hanya dalam waktu tiga hari. Sedangkan dari jumlah kasus naik cukup signifikan sebanyak 250 kejadian.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim merilis jumlah kasus DBD dalam rentang waktu Januari-10 Maret 2020 mencapai 1.766 kasus dengan korban meninggal dunia sebanyak 15 berujung kematian. (Baca: Awal 2020, 15 Warga Jatim Meninggal karena DBD).
Jumlah itu naik menjadi 2.016 orang, 20 korban di antaranya meninggal dunia per 13 Maret .
“Data tersebut naik dari sebelumya. Pada 10 Maret lalu 15 orang, sekarang 20 orang,” ujar Kepala Dinkes Jatim Herlin Ferliana.
Kasus DBD terbanyak di Jatim terjadi di Malang 515 kejadian, empat di antaranya berujung kematian.
Berikutnya kasus paling banyak terjadi di Kabupaten Trenggalek, Pacitan, Jember, dan Banyuwangi. Dan beberapa orang yang terkena virus ini di daerah lain.
Kendati kasusnya bertambah dengan cepat, Dinkes Jatim belum berencana menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB). Sebab jumlah kasus belum mencapai dua kali lipat dibanding tahun lalu sebanyak 10 ribuan kejadian dengan 185 pasien meninggal.
“KLB itu apabila kasus meningkat dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Saat ini dua ribu, belum bisa dikatakan KLB,” jelasnya.
Selain itu, kata Herlin status KLB bisa dikeluarkan melihat dari kasus kematian. Apabila jumlah kematian semakin bertambah dan banyak maka status tersebut bisa dikeluarkan.
“KLB bisa dilihat dari kasus kematian. Kalau tahun lalu pada bulan ini sudah seratusan. Jadi tahun ini meski tinggi belum bisa dikatakan KLB,”lanjutnya. (im)