IM.com – Selama ini tidak ada kabar tentang personel Polri di wilayah Kepolisian Daerah Jatim, terinfeksi virus Covid-19. Fakta yang terjadi sebaliknya. Ada personel Polri yang terpapar virus tersebut. Dan, perawatannya sudah ditangani secara baik.
“Ada anggota saya yang terinfeksi Covid-19. Saat ini mereka sudah ditangani secara baik, bahkan sudah ada yang sembuh,” kata Kapolda Jatim Irjen Pol M. Fadil Imran di Mapolda Jatim, Surabaya, Jumat (22/05/2020).
Kendati demikian, mantan Dirtipid Siber Bareskrim Polri ini, tidak memastikan jumlah personel Polri anggotanya yang terpapar Covid-19. Dia hanya mengatakan jumlahnya lebih dari satu personel. Namun, penanganan dan penanggulangan sebaran virus dapat diatasi secara cepat. Ini karena Polda Jatim telah memiliki sistem monitoring kesehatan harian para anggotanya.
“Tidak ada yang berakibat fatal karena kami sudah memiliki sistem atau aplikasi internal untuk memonitor anggota, self assessment namanya. Setiap personil dari bawah sampai yang bintang diwajibkan setiap hari melaporkan kondisi suhu tubuh dan sebagainya. Saya juga melakukan itu,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, alumni Akpol 1991 ini mengatakan, pihaknya senantiasa menjaga anggotanya dengan baik. Kebijakan itu agar maksimal dalam membantu pemerintah memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
“Program perlindungan maksimal terhadap masyarakat merupakan tugas wajib semua personel Polri dan TNI. Untuk memenuhi kewajiban mulia itu, maka personel yang akan melakukan layanan proteksi terhadap masyarakat harus sehat lebih dulu lewat proteksi lembaga yang ketat,” kata ayah dari Wulan Purnamasari dan Farah Putri Nahlia ini.
Kejelian dan ketegasannya dalam mengawasi bawahannya terbukti dalam rapat koordinasi pembentukan kampung tangguh penanganan Covid-19 di Pemkot Surabaya, Jumat (20/05/2020) siang.
Pria kelahiran Ujung Pandang, Sulsel, ini mampu melihat seorang Kapolsek Gubeng Kompol Naufil Hartono SH., yang tengah ngantuk. Dengan suara lantang, langsung memberikan teguran.
“Kapolsek jangan tidur. Kamu keluar saja. Saya minta serius. Kapolsek jangan main-main, yang saya sampaikan ini sistem koordinasi yang sangat penting dalam membentuk kampung tangguh penanganan Covid-19 di wilayah Kota Surabaya,” katanya.
Bahkan, Kapolda Jatim saat itu juga meminta kepala baro SDM Polda Jatim untuk mengganti kapolsek tersebut. Tidak hanya itu, ia meminta Naufil segera menghadap Kabid Propram Polda Jatim terkait kode etik kepolisian. “Ini jadi tantangan buat kita supaya kita lebih serius,” ujar mantan staf ahli Kapolri Bidang Sosial tersebut.
Mendapat teguran dan perintah Kapolda Jatim tersebut, Naufil langsung keluar meninggalkan ruangan. Fadil secara tegas meminta seluruh kapolsek untuk serius dalam penanganan kasus Covid-19, karena peningkatan kasus di Kota Surabaya terus melonjak.
Rapat koordinasi pembentukan kampung tangguh itu dihadiri Pangdam V/Brawijaya Mayjen dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, juga diikuti oleh seluruh kapolsek, danramil dan camat di seluruh Surabaya.
Rapat ini bertujuan untuk mengetahui secara cepat permasalahan dampak Covid-19 di kampung-kampung, mulai dari warga yang belum mendapatkan bantuan pemerintah, hingga warga yang memiliki gejala Covid-19 agar segera tertangani.
Dalam program kampung tangguh ini, seluruh elemen wajib bergerak secara sinergi mulai dari Babinsa, Babinkamtibmas, lurah serta pengurus RT/RW untuk melaporkan temuan permasalahan Covid-19.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memerintahkan seluruh camat dan lurah di Surabaya untuk melaksanakan program tersebut guna menekan laju persebaran Covid-19 yang semakin meningkat di Surabaya.
“Pembentukan gugus tugas kampung tangguh ini bagus sekali, saya minta camat yang kawasannya banyak terkonfirmasi Covid-19 untuk menjalankan ini,” kata Risma. (ima)