Ratusan peserta pelantikan pengawas dan kepala sekolah di lingkungan Dinas Pendidikan Jatim yang digelar di Kantor BKD Jatim, Rabu (20/5/2020).

IM.com – Seorang pengawas sekolah di Mojokerto yang mengikuti pelantikan di Badan Kepegawaian Jawa Timur dipastikan meninggal dunia karena terjangkit virus corona. Sementara nasib puluhan peserta pelantikan dari beberapa daerah lain masih menunggu hasil tes swab.

Hasil tes swab peserta pelantikan dari salah satu sekolah di Mojokerto tersebut meninggal dunia tersebut terkonfirmasi positif. Sebelumnya, informasi seputar penyebab kematian pengawas sekolah itu masih simpang siur.

“Laporan pertama memang menyebutkan negatif. Tapi setelah diklarifikasi lagi, ternyata itu dari dua kali tes rapid, bukan swab. Laporannya diralat berdasar hasil tes swab keluar 3 Juni positif Covid-19,” kata Kepala Dinas Pendidikan Jatim Wahid Wahyudi, Jumat (5/6/2020).

Kabar lain juga menyebutkan jika pengawas sekolah itu meninggal dunia bukan karena Covid-19, namun komplikasi penyakit maag dan paru-paru. Hal ini sebagian diamini Wahid. Menurutnya, dari diagnosis medis menyebutkan yang bersangkutan memang juga memiliki penyakit paru-paru.

Wahid memaparkan awalnya pengawas sekolah ini mengikuti pelantikan pada 20 Mei, lalu tiga hari setelahnya, dia dikabarkan masuk rumah sakit. Ia mengeluh sakit perut dan sempat disebut hanya sakit maag saja.

“Dia memang perokok berat, ada flek di bagian paru-paru dan dilakukan tes swab. Tetapi hasil tes swab juga positif,” cetus Wahid.

Setelah fakta ini terungkap, Dispendik Jatim langsung bergegas melacak (tracing) seluruh peserta pelantikan. Dari total 240 peserta, Wahid mengklaim 90 persen diantaranya sudah menjalani rapid test dan hasilnya non reaktif.

“Yang 10 persen belum keluar hasilnya. Mungkin besok sudah selesai seluruhnya,” imbuhnya.

Wahid menegaskan, kegiatan pelantikan pengawas dan kepala sekolah di BKD Jatim mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Ia menjelaskan, seluruh peserta disemprot disinfektan, mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, memakai hand sanitizer, wajib menggunakan masker dan physical distancing ketika hendak memasuki ruangan acara.

“Usai pelantikan petugas dari BKD lewat pengeras suara agar segera meninggalkan ruang pelantikan. Tetapi masih ada yang bandel, meluapkan kegembiraannya dengan foto-foto bersama,” ungkap Wahid.

Tak pelak, kegiatan ini akhirnya menelan korban jiwa akibat infeksi coronavirus. Peserta sekolah dari Mojokerto yang meninggal dunia merupakan warga Kabupaten Jombang.

Ketua Tim Tracing Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Mojokerto, dr Langit Kresna Janitra mengatakan, pihaknya masih melakukan penelusuran terkait identitas yang bersangkutan.

“Masih proses penelusuran,” kata dr Langit.

Selain pengawas sekolah di Mojokerto, ada juga 22 peserta lain asal Jombang. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 setempat langsung melakukan rapid test dan swab terhadap mereka usai mengetahui ada peserta pelantikan yang meninggl dunia akibat corona.

“Ada 22 orang mengikuti pelantikan. Sudah di rapid test dan hasilnya non reaktif,” kata Bupati Jombang Mundjidah Wahab, Jumat (5/6/2020). (im)

37

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini