IM.com – Jalanan rusak dan berlubang di sepanjang Jalan Raya Mojokerto-Jombang mendapat perhatian dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Perbaikan infrastruktur jalan tersebut masih menjadi prioritas pemerintah di tengah situasi pandemi COVID-19.
Demikian ditegaskan Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak saat meninjau kondisi jalan rusak di Jalan Raya Mojoagung-Peterongan, Jombang. Sabtu (30/1/2021). Wagub bersama Tim Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) VIII Jawa-Bali melihat langsung beberapa titik jalan berlubang yang sudah ditandai dengan cat putih, bahkan ada yang ditanami pohon pisang.
“Kami mendapat informasi dari warga kemarin terkait kerusakan di ruas jalan nasional Mojokerto-Peterongan. Hingga ada yang ditanami pisang. Kami langsung berkoordinasi dengan BBPJN 8. Pada hari yang sama dilakukan perbaikan dan pohon pisang dicabut,” jelasnya melalui akun IG @emildardak, Sabtu (30/1/2021).
Setelah melihat langsung ke lokasi, Emil membenarkan laporan warga. (Baca: Rawan Kecelakaan, Satlantas Polres Tandai Lubang di Jalan Raya Trowulan).
“Ternyata benar. Kok bisa luput? Karena di situasi seperti ini, ditambal pakai aspal dingin lalu kena air, sehari dua hari bisa terkelupas lagi,” imbuhnya.
Untuk menangani jalan rusak dan berlubang ini, lanjut Emil, tim BBPJN akan meningkatkan intensifitas Tim Sapu Lubang yang bertugas memastikan tidak ada lagi jalan berlubang. Ia mengusulkan agar tim penambal jalan yang jumlahnya saat ini ada tujuh untuk ditambah, sembari menunggu penanganan utama melalui rekonstruksi/recyling (daur ulang lapisan aspal).
“Sapu Lubang harus tetap ada karena jalan berlubang tidak bisa dibiarkan. Bahkan kemarin, ada yang ditutup pohon pisang, rumput, atau karung oleh warga” ujarnya.
Mantan Bupati Trenggalek ini memperkirakan, kemampuan sapu lubang bisa mencapai 50 lubang per hari. Saat ini ada tujuh Tim Sapu Lubang dari BBPJN yang bekerja mulai dari Krian sampai Kertosono. (Baca: Hati-hati, Ada 300 Lubang di Jalan Mojokerto-Jombang).
Jalan rusak dan berlubang, menurut Emil, adalah masalah yang harus diselesaikan secara komplit oleh seluruh pemangku kepentingan meski di tengah pandemi. Ia menyebut, meski banyak anggaran pemerintah yang dialihkan atau mengalami refocusing, program perbaikan jalan rusak harus tetap menjadi prioritas.
“Kami menyadari teman-teman telah bekerja keras, tetapi mungkin harus kita tingkatkan lagi. Ini demi keselamatan masyarakat,” tegasnya.
Untuk jangka pendek atau darurat, penutupan lubang atau penambalan jalan harus tetap dilakukan. Meskipun, musim hujan bikin penambalan tidak tahan lama.
“Karenanya penambalan harus dilakukan intensif agar tahan lama,” katanya.
Oktaviano Dewo Satriyo Kabid Keterpaduan Infrastruktur Jalan BBPJN VIII bilang, kerusakan di Raya Mojoagung-Peterongan ekskalasinya cukup cepat.
Ia berujar, BBPJN VIII dalam jangka panjang akan melaksanakan penanganan rekonstruksi di sejumlah tempat mulai Krian sampai Kertosono.
“Untuk solusi jangka pendek, memang kami akan melakukan penambalan lubang dengan menambah tim dan memaksimalkan anggaran yang ada,” ujarnya. (im)