IM.com – Banjir yang merendam Desa Tempuran, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto selama dua pekan akibat luapan Sungai Avour Watudakon dan Jombok pada Januari 2021 lalu mendapat atensi Komisi D DPRD Jawa Timur. Dewan meminta Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas segera melakukan normalisasi atau pembenahan di dua sungai tersebut.
Normalisasi Sungai Avour Watudakon dan Jombok perlu dilakukan segera untuk mengantisipasi air meluap ke permukiman warga. Mengingat curah hujan tinggi di Mojokerto dan sejumlah daerah lain di Jatim pada Ferbuari 2021 ini.
Arahan ini disampaikan Ketua Komisi D DPRD Jatim Kuswanto saat sidak ke Desa Tempuran didampingi BBWS Brantas, Dinas PU SDA Jatim, BPBD Jatim dan PJT 1 pada Senin (8/2/2020).
“Sidak dan pertemuan kemarin untuk mencari masukan sekaligus solusi terkait banjir langganan di Desa Tempuran Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto,” kata Kuswanto, Selasa (9/2/2021).
Desa Tempuran yang terletak di hilir sungai Watudakon itu merupakan salah satu daerah yang terdampak luberan sungai paling parah. Selama 15 hari, air setinggi 55-75 cm menggenangi ratusan rumah dan areal persawahan serta sedikitnya 1.400 warga terdampak. (Baca: Desa Tempuran-Sooko Empat Hari Direndam Banjir).
Anggota Komisi D DPRD Jatim Masduki mengatakan bahwa banyak permasalahan terungkap dan harus segera ditangani untuk menyelesaikan persoalan banjir di Desa Tempuran yang lokasinya berada di bagian. Saat meninjau Desa Tempuran, pihaknya menampung banyak aspirasi warga setempat.
“Keluhan dan masukan dari masyarakat serta komisi D DPRD ini segera ditindaklanjuti oleh pihak BPWS mulai baik di hilirnya di desa Tempuran Mojokerto, dan juga di hulunya,” tutur legislator Fraksi PKB DPRD Jatim.
Selain itu, lanjut Masduki, warga berharap ada penambahan klep sungai Avour Watudakon dan Avour Jomblok sehingga debit air sungai bisa terpantu lebih baik. Kemudian, aliran sungai yang dekat pemukiman yang belum di tanggul agar segera dibangun tanggul.
“Warga juga berharap adanya jalur sudetan aliran sungai supaya aliran air tidak terpusat di Desa Tempuran,” ungkap politisi asal Jombang ini.
Lainnya, Masduki berujar, keberadaan Dam Sipon juga patut mendapat perhatian. Menurutnya, perlu dilakukan pengecekan untuk memastikan dam yang dilewati aliran sungai Warudakon dan Balngkrai tersebut masih berfungsi normal.
“Juga perlu membuat saringan sampah di batas desa yang di aliri sungai Watudakon, serta gerakan jogokali dan gotong royong semua pihak untuk membersihkan sungai dari sampah rumah rumah tangga maupun enceng gondok,” jelasnya.
Rombongan komisi bidang pembangunan dipimpin langsung oleh Kuswanto selaku ketua didampingi beberapa anggota komisi. Diantaranya, Makin Abbas, Sugeng, Abdul Halim, Khofidah, Samwil, Syamsul, Martin Hamongangan, Guntur dan Nur Azis. (im)