IM.com – Pencemaran mikroplastik di Rolak Songo tergolong parah. Sedikitnya 63 hingga 79 partikel mikroplastik terkandung pada setiap 100 liter air yang mengalir di titik Sungai Brantas yang membatasi wilayah Kota Mojokerto dan Kabupaten Sidoarjo itu.
Selain Rolak Songo, ada dua titik sungai lain yang diidentifikasi tercemar mikroplastik kategori tinggi. Yakni hilir Sungai Porong di daerah Tlocor Sidoarjo serta kawasan Mindi, Kecamatan Porong Sidoarjo. (Baca juga: Gugatan Lawan Gubernur Jatim terkait Pencemaran Sampah Popok di Sungai Brantas Kandas).
Temuan ini mengacu hasil penelitian mahasiswi Jurusan Biologi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya. Berdasar riset tersebut, kandungan mikroplastik di tiga titik sungai tadi bahkan lebih tinggi dibanding pencemaran di Sungai Bengawan Solo.
“Kandungan mikroplastik Sungai Porong ini, lebih tinggi jika dibandingkan dengan Sungai Bengawan Solo yang hanya 38 hingga 76 partikel mikroplastik per 100 Liter,” ujar mahasiswi peneliti kandungan mikroplastik dari UINSA Surabaya Bella Seftianingrum di Surabaya, Selasa (16/2/2021).
Peneliti lainnya, Linda Setya Rahmawati mengungkapkan fakta lainnya. Hasil uji sampel sedimen dari Rolak Songo, Mindi, dan Tlocor menunjukkan, kandungan partikel mikroplastik tertinggi ditemukan di Tlocor.
“Sebanyak 83 partikel mikroplastik per 40 liter ditemukan di hilir Sungai Porong tersebut. Tempat itu lokasinya memang landai sehingga sedimen menumpuk,” paparnya.
Ia berharap ada upaya pengendalian kandungan mikroplastik di perairan dan sedimen, terutama di sepanjang Sungai Porong. Ia khawatir, kandungan mikroplastik yang terlalu banyak akan mengancam keamanan pangan laut (seafood) karena aliran air sungai bermuara ke lautan.
“Jika dibandingkan dengan penelitian lainnya disepanjang Selat Madura, temuan mikroplastik di Tlocor lebih tinggi dibandingkan dengan Muara kali Lamong di Gresik, lamongan, Socah, dan Kamal di Bangkalan,” kata Linda. (im)