IM.com – Anggota DPR RI Mindo Sianipar bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong masyarakat Kabupaten Mojokerto gemar makan ikan (Gemarikan). Gerakan ini untuk mencerdaskan masyarakat, khususnya generasi muda sekaligus mencegah kelahiran bayi stunting (kurang gizi).
Mindo menjelaskan, ikan memiliki banyak manfaat bagi orang yang mengkonsumsinya. Kandungan nutrisi yang terdapat pada sepotong ikan dapat membantu pertumbuhan fisik, bermanfaat bagi kesehatan ibu dan pembentukan otak janin sampai mencegah banyak penyakit.
“Banyak sekali manfaatnya (ikan). Kandungan omega 3 pada ikan itu yang sangat bermanfaat bagi otak kita. Belum lagi kalsium dan berbagai macam vitamin di dalamnya, bisa memperkuat tulang dan tubuh,” jelas Mindo dalam safari Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) di Balai Desa Singowangi Kecamatan Kutorejo, Mojokerto, Sabtu (22/5/2021).
Safari Gemarikan merupakan upaya Kementerian KP untuk peningkatan gizi sejak dini. Menurut Mindo , manfaat yang tak kalah penting dari kegemaran masyarakat mengkonsumsi ikan adalah mencegah berbagai macam penyakit, antara lain stunting. Apalagi, menurutnya, angka stunting di Mojokerto mencapai 30,5 persen atau 21 ribu dari 70 ribu kelahiran.
“Maka selain penanganan, perlu juga dilakukan upaya pencegahan, salah satunya dengan mensosialisasikan kepada masyarakat untuk gemar makan ikan melalui Gemarikan ini,” tandas politisi PDI Perjuangan tersebut.
Namun demikian, Mindo juga mengingatkan, kampanye gerakan makan ikan ini juga harus diimbangi dengan upaya pemerintah, khususnya di pemda untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Sebab, keberhasilan capaian program Gemarikan terkait erat dengan masalah ekonomi rakyat.
“Kalau ekonominya lemah, bagaimana rakyat bisa beli ikan untuk dikonsumsi,” tukas Anggota Komisi IV DPR RI ini.
Mindo menyarankan salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah dengan memfokuskan pengelolaan dana desa untuk memperkuat ekonomi masyarakat. Menurutnya, penguatan ekonomi kerakyatan harus dimulai dari desa sebagai basisnya.
“Program-program dana desa harus terkait dengan pengembangan ekonomi rakyat. Kurangi program infrastruktur yang tidak signifikan seperrti membangun gapura desa atau proyek membangun jalan tiap tahun,” ujarnya.
Agenda Safari Gemarikan ini juga menghadirkan Direktur Pemasaran Produk Kelautan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Machmud sebagai narasumber. Turut hadir pula, Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati didampingi Kepala Dinas Pangan dan Perikanan (Dispari) Nurul Istiqomah.
Pada kesempatan tersebut, Direktur Pemasaran Produk Perikanan KKP, Machmud, menyitir data Badan Pusat Statistik (BPS), ada dua jenis ikan yang paling digemari warga Mojokerto yakni, Lele dan Nila. Ia menyebutkan, setiap tahun permintaan pada komoditi lele dan ikan di daerah tersebut sebanyak 10 ribu ton.
“Lele dan Nila yang paling disukai warga Mojokerto, baru diikuti ikan-ikan yang lain. Kalau ada bapak-bapak yang usaha dua jenis ikan itu, tepat karena kesukaan orang Mojokerto,“ tuturnya di depan audiens.
Akan tetapi, Machmud menyayangkan hasil produksi ikan di Kabupaten Mojokerto yang dinilai masih sangat minim yakni hanya 1.400 ton per tahun. Angka tersebut jauh dari kebutuhan konsumsi ikan masyarakat Bumi Majapahit yang mencapai 30 ribu ton per tahun.
“Tadi dikatakan Ibu Kadis (Kepala Dispari Kabupaten Mojokerto), konsumsi ikan 30 kilogram per kapita. Berarti kalau dikalikan 1 juta penduduk Mojokerto, perlu 30 ribu ton ikan. Jadi Mojokerto ini impor ikan dari luar daerah,” tegasnya.
Sementara Kepala Dispari Kabupaten Mojokerto Nurul Istiqomah yang duduk di samping Bupati Ikfina mengamini saja apa yang disampaikan Machmud selaku narasumber dalam acara tersebut. (im)