IM.com – Ratusan barang antik bersejarah tersimpan rapi sejak jaman kerajaan di salah satu kamar khusus yang berada di Pringgitan, Rumah Dinas Bupati Mojokerto. Benda-benda bernilai historis itu antara lain berupa senjata keris, tombak dan pusaka kerajaan seperti payung, patung, dan pataka.
Disbudporapar Kabupaten Mojokerto bersama kelompok yang bergelut di bidang pelestarian benda sejarah mengidentifikasi barang-barang tersebut sebagai pusaka. Sedkitnya ada 95 keris yang dianggap masuk kategori tersebut.
Kepala Disbudporapar Kabupaten Mojokerto, Norman Handhito mengatakan, 95 keris tersebut masuk dalam kategori keris sepuh. Di mana keris sepuh dibuat mulai awal periode keris hingga berakhirnya monarkhi, yaitu sekitar abad ke 7 hingga era Kemerdekaan RI tahun 1945.
“Dari sekian ratus senjata tradisional, yang masuk dalam kategori keris sepuh atau yang dibuat awal periode keris sekitar abad 7 hingga tahun 1945 total keris 95 keris,” katanya saat pegelaran Ruwat Agung Nuswantoro di Pendopo Pemkab Kabupaten Mojokerto, Jum’at (29/7/2022).
Sedangkan yang lainnya masuk dalam kategori keris keputran atau duplikat, replika, dan akesesoris. Kemudian 113 keris putran, 21 keris replika, dan 495 keris aksesoris.
Sehingga, pada satu suro tahun 2022 atau tahun baru islam 1444 Masehi tidak semua benda antik yang dijamas. Hanya benda yanng masuk kategori pusaka. (Baca: Misi Pemkab Mojokerto Gelar Ruwat Agung Nuswantara dan Jamas Pusaka di Malam 1 Suro)
“Oleh karena itu, yang dilakukan penjamasan 95 senjata tradisional yang masuk dalam kategori pusaka,” tandas Norman.
Pemkab Mojokerto mendatang penjamas benda antik asal Kediri, yakni Suryo Adhi Kadiri. Penjamas dilakukan di sisi barat peringgitan pada Jum’at (29/7) siang.
Ada ritual khusus dan beberapa sesajen yang disiapkan. Di antaranya, kemenyan, kembang tujuh rupa, telur ayam kampung, dan pisang. Semuanya itu disiapkan di dekat keris yang akan dijamas. Sebelum masuk prosesi penjamasan, disiapkan air tujuh sumber yang telah dikeramatkam di Kabupaten Mojokerto.
Selain untuk membersihkan pusaka, menurut Suryo, jamasan pada malam satu sura ini bertujuan untuk mengembalikan aura spritual seperti semula. “Juga menjaga tradisi budaya yang sudah turun-temurun, juga menyucikan benda pusaka,” jelasnya usai kirab pusaka.
Pria 40 tahun ini menjelaskan, memang ada banyak pusaka yang tersimpan di kamar khusus peringgitan. Total yang dijamas kurang lebih 100 pusaka yang telah dinyatakan sesuai dengan standarisasi pusaka.
“Ada 100-an pusak setelah diidentifikasi. Berupa keris, tombak, dan pedang. Kategori pusaka itu ya matrialnya harus tepat, langgamnya dan peruntukkannya harus tepat,” jelasnya.
Suryo menambahkan, pusaka-pusaka yang tersimpan berasal dari berbagai daerah dan kerajaan. Paling banyak berasal dari kerajaan Mataram antara abad ke 17 dan 18. “Ada yang dari cirebon, padjajaran, Bugis. Cuman yang paling banyak itu dari Mataram,” pungkasnya. (cw)