IM.com – Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati mendorong pembina Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK R) di tingkat SMP dan SMA untuk terus meningkatkan kualitas pengelolaan dan pelayanannya. Dengan begitu, pembina PIK R dapat merespon segala persoalan remaja khususnya di lingkungan sekolah.
Bupati Mojokerto menyampaikan arahan pada acara pembinaan pembina PIK R eks Pembantu Bupati Wilayah Mojosari, yang dilaksanakan di Pendopo Kecamatan Dlanggu, Selasa (20/9/2022). Agenda ini diikuti 87 guru SMP dan SMA dari masing-masing Kecamatan Ngoro 18 orang, Kecamatan Kutorejo 21 orang, Kecamatan Mojosari 14 orang, Kecamatan Dlanggu 20 orang dan Kecamatan Pungging 14 Orang.
Remaja sebagai generasi penerus bangsa perlu dipersiapkan menjadi manusia yang sehat jasmani, rohani, mental dan spiritual. Namun,masih banyak masalah yang sering terjadi dikalangan remaja, seperti pergaulan bebas maupun pelecehan seksual dari orang dewasa.
Untuk mengatasi berbagai permasalahan remaja itu, Ikfina mengatakan, salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah melalui program generasi berencana (Genre) yakni pada Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK R) jalur pendidikan.
“Melalui PIK R, para remaja diharapkan mampu mengatasi permasalahannya sendiri, melalui strategi pendidik sebaya dan konselor sebaya, artinya remaja mampu mencapai dan menetapkan solusi akan permasalahan yang dihadapi rekan remajanya yang lain,” terang Bupati Ikfina.
Ikfina mendorong PIK R dilingkungan sekolah untuk segera membekali anak-anak dengan pendidikan seksual. Ia menyebut anak-anak ini sudah mengalami fase remaja yang paling berbahaya yaitu aqil baligh.
“Kenapa berbahaya? Karena tubuhnya sudah dewasa, otaknya masih anak-anak. Ini yang namanya terjadi ketidaksetaraan antara aqil dan baligh. Secara tubuhnya remaja laki-laki dan perempuan ini sudah dewasa, tetapi secara pikiran masih anak-anak. Ini yang sangat bahaya,” jelasnya.
“Karena akal memiliki fungsi bisa mengontrol nafsu. Kalau akalnya belum sempurna, akan menjadi repot,” tambahnya.
Ikfina berharap kegiatan ini harus berkelanjutan karena anak-anak sangat perlu pendampingan.
“Kalau kita tidak bergerak siapa lagi. Sedangkan orang tuanya di rumah tidak tahu apa-apa mengenai anaknya diluar. Termasuk ini juga dilakukan untuk pencegahan pernikahan usia dini,” pungkasnya. (im)