IM.com – Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Mojokerto memberi penyuluhan dan pendampingan terhadap belasan narapidan kasus norkoba yang akan bebas bersyarat.
Kegiatan penyuluhan dan pendampingan ini kerjasama Kanwil Kemenkumham Jatim dan BNN Kota Mojokerto. Dimana, selama ini banyak ditemukan mantan narapidan masih terjerumus mengkomsumsi dan mengedarkan narkoba.
Sedikitnya, terdapat 17 narapida kasus narkoba yang bakal bebas bersyarat di Lapas Kelas IIB Mojokerto. Mereka mendapat penyuluhan dan pendampingan langsung dari Kepala BNN Kota Mojokerto Suharsi Wachid, Sabtu (26/11/2022).
Suharsi memgatakan, BNN sebagai mitra lapas yang memiliki tugas pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika dan prekursor narkotika memang sangat penting perannya bagi warga binaan khususnya kasus narkotika.
Menurutnya, bagi warga binaan yang bebas dan akan langsung berbaur dengan masyarakat umum tentu beresiko kembali terjerumus dalam dunia narkoba. Oleh sebab itu, penyuluhan dan pendampingan yang dilakukan BNNK Mojokerto ini tentu akan memberikan dampak optimal bagi mereka dalam melawan adiksi narkotika.
“Setelah bebas upayakan kalian mencari kesibukan bekerja dengan baik dan hindari pergaulan yang dekat dengan narkoba, jika ada rasa untuk mengkonsumsi narkoba lagi segeralah datang ke kantor BNNK Mojokerto, kami sangat terbuka untuk melakukan pendampingan untuk kalian,” pesannya kepada 17 narapida kasus narkoba tersebut.
Di antara 17 narapi dan kasus narkoba itu, satu diantaranya merupakan residivis narkoba. Kepada petugas ia mengaku, tekanan untuk kembali mengkonsumsi narkoba saat di luar sangat tinggi. Sehingga tak menutup kemungkinan potensi kembali mengkonsumsi narkoba terjadi.
“Dengan arahan dan pendampingan yang dilakukan BNN Kota Mojokerto ini diharapkan dapat menekan adanya residivis narkoba,” jelasnya.
Sementara, Kepala Lapas Kelas IIB Mojokerto, Dedy Cahyadi menyampaikan, upaya pendampingan sangat diperlukan terhadap narapidan yang akan bebas. Terutama untuk meminimalisir residivis narkoba.
“Dalam hal ini kita menggandeng BNNK Mojokerto untuk melakukan pendampingan sehingga dapat meminimalisir redisivis narkoba yang menimbulakan overcrowded di lapas”.
Usai kegiatan, Suharsih juga meninjau kegiatan warga binaan lapas Mojokerto, khususnya perempuan. Ia menanyakan kondisi hingga kegiatan apa saja yang mereka lakukan saat di lapas.
Para perempuan warga binaan lapas Mojokerto telah bekali pelatihan pembuatan produk. Mereka menunjukkan hasil karya berupa tas, dompet, tempat make up yang mereka buat dengan cara dirajut saat waktu luang. (cw)