IM.com – Batu bata merah kreasi Program Sekolah Boto bisa menjadi inspirasi dan ide inovatif untuk tujuan pengembangan komersil. Dengan bentuk dan rupa baru, material bahan bangunan tersebut membuka peluang bagi pengrajin membidik pasar lebih luas.
Batu bata merah hasil karya pengrajin Sekolah Boto itu dipamerkan di Pendopo Graha Maja Tama (GMT) pada Kamis (22/12/2022) sore. Ada empat batu bata inovasi baru yakni Bata Parengan yang berbentuk trapesium, Bata Karya Telu Seto berbentuk angka 8, Suryo Boto dalam bentuk jajar Genjang, dan Boto Anyam.
Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati melihat langsung empat karya baru batu bata merah dalam pameran tersebut. Ia menilai dengan terciptanya bentuk baru dari tersebut, bisa menjadi peluang untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat khususnya para pengrajin batu bata merah di wilayah Kabupaten Mojokerto.
“Bagaimana kemudian masyarakat kita, para pembuat bata merah ini bisa lebih baik kehidupannya adalah satu peluang, ini jalan dalam meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan para pengrajin bata merah di Kabupaten Mojokerto,” ucap Ikfina.
Diketahui Program sekolah Boto, merupakan hasil kolaborasi antara Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Mojokerto dengan Ikatan Arsitek Indonesia Jawa Timur dan Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya, yang diselenggarakan pada (5-22/12) lalu, ditempat pengrajin batu bata merah yang berlokasi di Desa Sumbertanggul, Desa Menanggal di Kecamatan Mojosari, dan Desa Mojotamping, Kecamatan Bangsal.
Terkait batu bata merah, Bupati Ikfina menjelaskan, bahwa Kabupaten Mojokerto memiliki City Branding yaitu Mojokerto Full of Majapahit Greatness yang erat kaitannya dengan kerajaan Majapahit. Menurutnya kehadiran Majapahit di Kabupaten Mojokerto harus dipertahankan jangan sampai identitas, tanda-tanda, dan ciri-ciri seni budaya yang melekat dengan kerajaan Majapahit tidak ada lagi.
“Tugas kita kalau kita mau City Branding ini menjadi bagian pendongkrak ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Mojokerto. maka, berarti ciri-ciri khas yang melekat Kerajaan Majapahit ini tetap harus kita pertahankan dan salah satunya adalah batu bata merah,” ujarnya.
Ikfina mengimbau agar hasil Sekola Boto yang menciptakan 4 hasil karya baru ini bisa ditindaklanjuti, agar kedepannya selalu bisa tetap eksis. Maka Ia meminta, pembangunan di tahun 2023, hasil karya tersebut bisa menjadi bagian dari pembangunan yang ada di Kabupaten Mojokerto.
“Nanti pak Rinaldi dengan pak Hariono kita cek ya bangunan-bangunan yang akan kita bangun di tahun 2023. Saya minta tolong nanti ini dimasukkan. Nanti jadi seperti apa pokoknya jadi bagian dari bangunan itu, termasuk tadi peluang yang bisa kita masukkan adalah pada RTH (Ruang Terbuka Hijau),” pintanya.
Bupati Ikfina juga mengharapkan, dengan terciptanya hasil karya baru dari batu bata merah tersebut, tidak hanya sekedar menjadi karya-karya yang indah, akan tetapi bisa menjadi karya-karya yang semakin menguatkan kearifan lokal Kabupaten Mojokerto dan dapat memberikan efek pada peningkatan ekonomi para pengrajin batu bata merah yang semakin nyata.
“Maka kita tetap minta semua stakeholder yang ada dan hadir pada proses Sekolah Boto ini, akan tetap komitmen dan konsisten untuk bagaimana kita bersama-sama mengembangkan bata merah ini menjadi bagian dari pembangunan-pembangunan yang tentu akan semakin meneguhkan City Branding Kabupaten Mojokerto, Mojokerto Full of Majapahit Greatness,” harapannya.
Sementara itu, Kepala Dinas PUPR Kabupaten Mojokerto Rinaldi Rizal Sabirin menjelaskan, pelaksanaan Sekola Boto ini dapat meningkatkan kompetensi dari para pengrajin batu bata merah dan juga dapat menambah dari sisi nilai ekonomi.
“Ini adalah langkah pertama kita semua, jadi mungkin masih sangat banyak sekali kekurangan, tetapi kami berharap ini akan kita laksanakan setiap tahun. Kami punya mimpi sesudah acara ini kami akan membawa bata-bata ini ke acara seminar-seminar nasional,” Pungkasnya.
Selain itu, pada pelaksanaan pameran Sekola Boto, Bupati Ikfina juga berkesempatan untuk menutup Program Sekola Boto Tahun 2022 serta memberikan cinderamata kepada perwakilan Ikatan Arsitek Indonesia Jawa Timur dan perwakilan Untag Surabaya.
Diketahui, pelaksanaan pameran Sekola Boto Juga turut dihadiri Asisten perekonomian dan pembangunan Hariono, Ketua Ikatan Arsitek Indonesia Jawa Timur Gayuh Budi Utomo, Ketua Program Studi Arsitektur Untag Surabaya Muhammad Faisal, Camat Bangsal, Camat Mojosari, para pengrajin batu bata merah, serta mahasiswa Untag Surabaya. (im)