Abdul Mughni, yang mendapat pernghargaan dan disebut local hero perintis lingkungan karena kepeduliannya melestarikan hutam mangrove yang rusak akibat abrasi di Desa Banyuurip, Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

IM.com – Kementerian Lingkungan Hidup  dan Kehutanan serta Forum Kapasitas Nasional SKK Migas memberikan pengharagaan kepada Abdul Mughni. Apresiasi diberikan atas jasa warga Desa Banyuurip, Kecamatan Ujungpangkah, Kabupaten Gresik, Jawa Timur yang melestarikan hutan Mangrove di daerah setempat.

Pak Mughni, sapaan akrabnya mendirikan pusat edukasi, penelitian dan ekowisata mangrove Banyuurip Mangrove Center (BMC). Keberhasilannya mengubah lokasi yang rusak akibat abrasi, menjadi hutan mangrove yang asri membuat dia mendapat julukan local hero.


Kondisi hutan mangrove yang rusak bermula saat terjadi abrasi parah di wilayah pesisir Desa Banyuurip sekitar tahun 2005 sampai dengan tahun 2007. Peristiwa itu juga menyebabkan kerusakan lingkungan, termasuk tergenangnya daratan pesisir.

Sejumlah satwa dan habitat alaminya juga terdampak akibat abrasi tersebut, terutama siklus kehidupan kepiting yang dipengaruhi oleh hilangnya tanaman mangrove. Apalagi saat itu, Mughni bermata pencaharian sebagai nelayan pencari kepiting di area mangrove ditambah dengan adanya masalah sampah kiriman dari laut.

Pria kelahiran Gresik ini tergerak untuk mengatasi permasalahan lingkungan di desanya. Ia berinisiatif untuk melalukan pembibitan dan menanam mangrove, serta mulai belajar untuk membudidayakan mangrove secara otodidak.

PGN Saka memiliki fokus program pada konservasi mangrove yang memiliki dampak penting dalam kelestarian lingkungan, terutama di daerah pesisir. Dengan program konservasi mangrove yang juga berada di Desa Banyuurip, maka PGN Saka tergugah untuk memberikan bantuan lebih kepada Mughni dalam hal budi daya mangrove.

“Tak hanya bergerak secara individu dalam pelestarian mangrove, Pak Mughni gigih mengajak warga lainnya untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Dimulai dari hal-hal kecil seperti tidak membuang sampah sembarangan di Banyuurip sampai akhirnya bersama-sama melestarikan hutan mangrove,” ujar Direktur Utama PGN Saka Avep Disasmita.

PGN Saka yang saat itu hadir dengan program pemulihan lingkungan ekosistem Mangrove, disambut sangat baik oleh Pak Mughni dan nelayan lainnya. PGN Saka memberi pendampingan untuk pelatihan pembibitan hingga penanaman mangrove. Pak Mughni selalu hadir dan konsisten menjalankan program pemulihan mangrove tersebut.

“Dari sekian banyak nelayan yang berpartisipasi, Pak Mughni yang paling memiliki komitmen aktif dan konsisten dari awal program hingga sekarang,” ungkap Avep.

Pak Mughni yang awalnya adalah seorang nelayan, sekarang menjadi salah satu Perintis Lingkungan Hidup yang sangat peduli terhadap lingkungan di Desa Banyuurip. Ia dan PGN Saka telah banyak melakukan pemberdayaan masyarakat untuk melakukan pembibitan hingga penanaman berbagai jenis mangrove, serta pengolahan dari mangrove itu sendiri sehingga memiliki nilai jual. Hingga saat ini, Mangrove Banyuurip menjadi salah satu destinasi wisata dan tujuan edukasi dari berbagai instansi untuk melakukan penelitian.

Tak hanya itu, PGN Saka juga membantu Pak Mughni untuk menerbitkan buku yang berjudul “Praktik Proses Pembibitan Mangrove di Banyuurip dan Analisis Usahanya”. Buku ini menjadi sumber pengetahuan dan edukasi bagi masyarakat, tidak hanya masyarakat Desa Banyuurip namun juga masyarakat Ujungpangkah. (im)

207

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini