IM.com – Tindak kekerasan di Kota Mojokerto tahun 2023 yang dilaporkan ke pihak berwenang sebanyak 24 kasus. Di tingkat Provinsi Jawa Timur, kasus kekerasan mencapai 1.675 kejadian.
Perempuan menjadi pihak yang paling banyak menjadi korban tindak kekerasan yakni 1.453 orang dan laki-laki 399. Adapun kasus yang paling banyak terjadi adalah di Kota Surabaya 170, lalu Jember 136, Sidoarjo 135.
Sedangkan di Kabupaten Mojokerto sebanyak 77 kasus dan Kota Mojokerto 24 kejadian. Angka kasus kekerasan paling rendah ada di Kediri dan Nganjuk masing-masing 5 kejadian.
Adapun berdasar tempatnya, kekerasan banyak terjadi di ranah domestik, yaitu rumah tangga dengan jumlah 1063, Lembaga Pendidikan kilat 293 dan Sekolah 112.
“Data ini menunjukkan bahwa kebutuhan tindak pencegahan dimulai dari rumah,” kata Pengurus Pusat IPK Indonesia Toetiek Septriasih, M.PSI. Psikolog Klinis dalam Workshop Pencegahan Kekerasan terhadap Anak dan Perempuan di ruangan Sabha Mandala Madya Pemkot Mojokerto, Senin (23/10/2023). Kegiatan ini digelar Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kota Mojokerto.
Toetik menyebutkan, korban berdasarkan usia anak-anak remaja menjadi korban terbanyak, disusul oleh usia dewasa muda yang notabene adalah ibu/istri Pemberdayaan anak dan perempuan merupakan prioritas. Usia 13-17 tahun = 634 remaja, 25-44 tahun = 398 orang, serta 6-12 tahun = 393 anak.
Jenis kekerasan yang dialami korban jenis kekerasan yang sering terjadi adalah seksualitas, kekerasan verbal dan fisik. Pentingnya Pendidikan seksualitas serta psikoedukasi diberikan sejak dini. Seksual = 657, Psikis = 605, Fisik=587.
Sedangkan pelaku berdasarkan hubungan potensi terjadinya tindak kekerasan dilakukan oleh orang-orang terdekat pendekatan serta penguatan di ranah keluarga menjadi hal utama. Suami-istri = 344, Pacar/teman=265 Orang tua=238.
