IM.com – Puncak rangkaian agenda Gaung Sakala Bhumi Majapahit 2023 di Trowulan, Kabupaten Mojokerto, bergema selama dua hari, Sabtu dan Minggu, 11-12 Oktober. Selaras dengan tema peringatan Hari Jadi Majapahit ke-730 “Merawat Peradaban Majapahit”, berbagai kegiatan menggambarkan keragaman kebudayaan nusantara dipertontonkan melalui beragam pertunjukan seni dan budaya yang harmoni dengan alam.
Gaung Sakala Bhumi Majapahit diisi dengan berbagai kegiatan yang merupakan kolaborasi antar pemangku kepentingan bidang kebudayaan yang ada di pusat, Unit Pelaksana Teknis, Pemerintah Kabupaten/Kota dan Komunitas. Terdiri dari Lomba Fotografi OPK dan E-Komik, Jelajah Situs dan Ekspresi Budaya, Adi Budaya On Air, Opera Majapahit Gayatri Sang Sri Rajapatni, Festival Cahaya.
Ada juga Lomba Menggambar OPK, Dolanan Anak Tradisional, Dialog Budaya Majapahit, Gelar Budaya Majapahit, Mobil Bioskop Keliling (Bioling), Pameran Lukisan, Fotografi dan E-Komik, dan Pasar Rakyat.
Rangkaian agenda Gaung Sakala Bhmi Majapahit diawali dengan Lomba E komik dan Lomba Foto, serta Jelajah Situs dan Ekspresi Budaya di Pondok Indah Mall. Kegiatan yang melibatkan 46 sekolah dan 650 siswa itu dilaksanakan pada tanggal 19, 25, 26, dan 31 Oktober 2023.
Pembukaan Gaung Sakala Bhumi Majapahit baru dilaksanakan pada Sabtu (4/11/2023). Acara dirangkai dengan Pemutaran Film dan Pertunjukan Musik Opera Majapahit Gayatri Sang Sri Rajapatni, Festival Cahaya, sekaligus hasil kolaborasi dengan Direktorat Perfilman, Musik, dan Media.
Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan, Fitra Arda mengatakan, melalui kegaiatan Gaung Sakala Bhumi Majapahit, pihaknya mengajak kepada seluruh masayarakat, khususnya di Jawa Timur, untuk terus meningkatkan kesadaran dalam menghargai warisan budaya Indonesia. Salah satunya dengan melestarikan peninggalan Kerajaan Majapahit.
“Dengan begitu, maka kita telah bergotong royong dalam pemajuan kebudayaan Indonesia,” kata Fitra.
Selanjutnya, puncak acara digelar pada 11 dan 12 November 2023 dengan berbagai aktivitas dan pertunjukan seni budaya. Meliputi pasar rakyat (diisi dari desa sekitar dan UMKM), pemutaran Bioling, Dialog Budaya, Pameran, Adi Budaya On Air, Dolanan Tradisional, serta Gelar Budaya Majapahit (diisi dari Kabupaten/Kota sekitar).
“Saya mengapresiasi kegiatan Gaung Sakala Bhumi Majapahit yang dapat kita jadikan sebagai pelajaran sejarah sekaligus menjadi pengingat bahwa Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan yang besar dan megah di Nusantara kala itu,” jelas Fitra.
Pesan Seniman ke Generasi Muda untuk Lestarikan Seni Budaya Warisan Majapahit
Puncak kegiatan Gaung Sakala Bhumi ditutup dengan pertunjukan seni teater Tombo Ati berjudul ‘Dukun Tiban’ yang diramaikan dengan penampilan, Cak Kartolo dan Ning Tini (Kastini). Diiringi gending, jula-juli dari Cak Kartolo mengangkat kisah kejayaan Majapahit, Raden Wijaya dan Patih Gajahmada menyatukan nusantara membawa kedamaian dan kesejahteraan rakyat di Bumi Majapahit ini.