Dan pada saat jam pulang sekolah, ia mendapat kabar dari temannya yang biasa dimintai tolong menjemput HD, bahwa HD sakit dan dirawat di UKS sekolah.
“Saat itu bukan saya sendiri yang jemput. Saya minta tolong teman karena saya sedang ada kesibukan. Saya kira demam karena dia sebelum sekolah memang sambat tidak enak badan, tidak tahunya malah kecelakaan. Gitu kok gak disampaikan ke saya sejak awal,” ujarnya.
Mengetahui kondisi mata anaknya yang bengkak, HD langsung dilarikan ke RSUD Jombang. Sempat rawat inap empat hari, tapi tak kunjung dapat solusi.
“Selanjutnya saya bawa berobat ke RS Mata Undaan, Surabaya, semoga anak saya bisa sembuh. Itu saya sendiri yang mengonbatkan anak saya, pakai uang saya sendiri mas,” tuturnya.
Ia mengatakan saat ini, HD sudah menjalani satu kali operasi, memperbaiki glaukomanya.
“Mata anak saya sampai sekarang belum sembuh, pengelihatannya tak lebih dari 20 persen. Glaukoma rusak, retina rusak, syarafnya udah gak bisa pulih. Terus penglihatannya gak bisa fokus, kabur kalau melihat, dan titik untuk melihat itu dia harus mencari mas,” ujarnya.
Ia pun berharap pelaku dan orang tuanya mau menanggung biaya pengobatan anaknya sampai sembuh total. Termasuk pihak sekolah yang seharusnya tidak membiarkan peristiwa ini terjadi. (ima)