Erna mengaku bahwa, nominal uang yang ditawarkan dari pihak sekolah dan orang tua AG, tidak sepadan dengan biaya yang telah dikeluarkan sejak hari pertama kejadian.
Bahkan, sambung Erna, mediasi yang dilakukan dengan pihak yayasan menurutnya juga belum menemukan titik temu.
“Pihak yayasan hanya menyampaikan bantuan kelancaran pengobatan menggunakan BPJS,” ujarnya.
Sementara Erna selama pengobatan mengambil jalur umum. Sebab, ia mengaku khawatir dengan kondisi mata anaknya tersebut.
“Bukan berarti pakai BPJS tidak baik ya, tapi saya merasakan perbedaannya memang sangat jauh, tindakan kalau pakai umum sangat lancar dan memuaskan,” tuturnya.
Meski demikian, Erna juga mengaku belum menerima bantuan yang ditawarkan pihak sekolah maupun orang tua GN, untuk berdamai.
“Nilainya Rp 10 juta dari orang tua AG, Rp 7 juta dari donasi siswa, dan Rp 3 juta dari sekolah atau dari yayasan. Itu untuk operasi satu kali saja kurang,” katanya.
Sementara itu, Kepala SD Plus Darul Ulum Jombang, Ike Sinta Dewi, membenarkan jika sudah menawarkan bantuan senilai Rp 20 juta untuk HN sebelum menjalani operasi pada tanggal 5 Februari kemarin.