Ilustrasi polusi bau busuk pabrik. IM.com/google/
Ilustrasi polusi bau busuk pabrik. IM.com/google/

IM.com – Perkembangan industri di wilayah Kabupaten Jombang saat ini mulai bergeliat. Banyak pabrik baru bermunculan di wilayah kawasan Kota Santri bagian selatan.

Akan tetapi, perkembangan kawasan industri di wilayah Kabupaten Jombang bagian utara tidak dibarengi dengan analisa dampak lingkungan serta penegakan peraturan dari pemerintah daerah (pemda) setempat.

Dampak negatif yang seringkali terjadi yaitu pencemaran lingkungan. Jika keberadaan industri tidak dikelola dengan baik, seringkali mengakibatkan polusi air, udara, tanah yang berbahaya bagi makhluk hidup di sekitar kawasan industri.

Permasalahan dampak lingkungan seakan diabaikan oleh beberapa perusahaan di Jombang. Termasuk, pabrik pengolahan bulu ayam CV Aisyah Anugerah Mulia di Desa Karangpakis, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang.

Keberadaan pabrik pengolahan bulu ayam CV Aisyah Anugerah Mulia yang diduga milik putra mantan bupati Jombang tersebut sejak kurang lebih setahun lalu kerap menimbulkan bau busuk.

Hingga warga dusun Gerobogan, desa Karangpakis, Kecamatan Kabuh, Jombang yang dipaksa menghirup polusi bau busuk dari pabrik pengolahan bulu ayam sejak satu tahun lalu memberanikan diri untuk memprotes.

“Bau menyengat yang kami rasakan dari pabrik pengolahan bulu ayam itu sudah terjadi sejak Agustus tahun 2023. Dan itu sangat mengganggu aktifitas kami (warga, red),” kata salah seorang warga berinisial RS.

Bahkan dikatakan warga lainnya, bau yang ditimbulkan akibat aktifitas pabrik pengolahan bulu ayam di Karangpakis, Kabuh, masih terasa hingga jarak sekitar 1,5 kilometer.

“Rumah saya ini di Grobogan, jaraknya dari pabrik sekitar 1,5 kilometer, di depan Kantor Kecamatan Kabuh, dan memang masih sangat merasakan baunya. Apalagi yang dekat dengan pabrik,” tegasnya mengamini pernyataan RS.

Ia pun tidak mempermasalahkan adanya industri pengolahan bulu ayam, karena menyerap tenaga kerja lokal. Namun, warga desa hanya merasa terganggu dengan bau busuk yang ditebar oleh pabrik diduga milik anak mantan bupati Jombang tersebut sejak berdiri tahun lalu.

Kepala desa Karangpakis, Joko Risdianto mengatakan apa yang dirasakan oleh warga terkait polusi bau busuk yang ditimbulkan pabrik pengolahan bulu ayam memang benar adanya.

Diungkapkannya, bau busuk dari pabrik pengolahan bulu ayam sudah dirasakan oleh warganya sejak setahun belakangan.

“Kalau bau yang sangat menyengat memang ada, dan saya juga tidak mengada-ada. Makanya kami gelar mediasi pada 17 Mei lalu agar ada solusi,” kata Joko, Jumat (31/5/2024).

Diduga Milik Anak Mantan Bupati

Soal kepemilikan pabrik pengolahan bulu ayam di Karangpakis yang diduga milik anak mantan bupati Jombang, Joko tidak bisa memastikannya.

“Kalau untuk kepemilikan yang sekarang saya kurang paham. Kalau dulu (kepemilikan, red) memang ada nama anak mantan bupati,” tuturnya.

Namun, dikatakan Joko menurut keterangan pihak pabrik manajemen sudah ganti baru. “Lebih jelasnya, silakan tanya ke manajemen pabrik sekarang, apakah masih ada nama anak mantan bupati,” ungkap dia.

Tidak Ada Sosialisasi Dampak Lingkungan

Berdirinya pabrik pengolahan bulu ayam hingga menimbulkan bau busuk dan menyebabkan keresahan di tengah masyarakat, disinyalir tidak ada sosialisasi terkait dampak lingkungan polusi udara.

Menurut salah seorang warga AG, masyarakat desa Karangpakis hanya diberikan sosialisasi terkait persoalan limbah saja, tanpa penjelasan detail polusi bau busuk dari pengolahan bulu ayam.

“Sosialisasinya hanya limbah saja. Cuma kita orang kampung gak tau kalau dampaknya (bau busuk, red) kayak gini,” katanya, Jumat (31/5/2024).

Awalnya, masyarakat sekitar memang tidak mempersoalkan berdirinya pabrik pengolahan limbah bulu ayam di desanya. Lantaran, merasa senang karena bisa menyerap tenaga kerja lokal.

“Ternyata kok dampaknya begini,” tutur AG menegaskan.

Kepala desa Karangpakis, Joko Risdianto menjelaskan awal sebelum pembangunan, sudah ada sosialisasi terkait pendirian pabrik pengolahan bulu ayam dengan mengumpulkan sekira 50 orang warga dari dua RT.

“Kalau ada warga yang gak tau (sosialisasi, red) itu ya wajar. Karena Karangpakis kan luas. Dulu yang diajak sosialisasi kalau gak salah ada sekitar dua sampai tiga RT disekitar pabrik,” ungkapnya menambahkan.

Kesalahan Berulang

Polemik bau busuk yang disebabkan dari pabrik pengolahan bulu ayam, juga pernah terjadi di desa Bangsri, Kecamatan Plandaan, Kabupaten Jombang beberapa tahun lalu kisaran medio 2020-2021.

Kerusakan instalasi pengolahan air limbah atau IPAL menjadi alibi timbulnya bau busuk yang disebarkan pabrik pengolahan bulu ayam.

Alibi ini sama halnya dengan pabrik pengolahan bulu ayam CV Aisyah Anugerah Mulia di desa Karangpakis, Kecamatan Kabuh, Jombang.

Menurut informasi sebelum mediasi dengan warga digelar pada 17 Mei 2024 lalu, salah satu IPAL pabrik pengolahan bulu ayam mengalami kerusakan.

Hingga berita ini dimuat upaya konfirmasi ke pihak manajemen CV Aisyah Anugerah Mulia pabrik pengolahan bulu ayam di Kabuh, Jombang masih dilakukan melalui pesan whatsapp pada Jumat, 31 Mei 2024. (rif/ima) 

598

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini