IM.com – Salah satu kelurahan di Kota Mojokerto hingga saat ini masih melestarikan seni budaya tembang macapat yang artinya, puisi tradisional dalam bahasa Jawa yang disusun dengan menggunakan aturan tertentu.
Di zaman sekarang sangat banyak generasi muda di Mojokerto yang tidak mengenal tembang macapat. Bahkan ada pula yang tidak mengetahui tentang tembang macapat itu apa.
Namun di Kelurahan Prajurit Kulon, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto hingga saat ini masih melestarikan seni budaya tembang macapat yang digelar satu bulan sekali.
Kegiatan tembang macapat tersebut dilakukan satu bulan sekali setiap malam jumat legi pukul 20.00 WIB hingga 23.00 WIB.
Tidak hanya orang tua saja yang mengikuti tembang macapat tersebut, dari usia remaja hingga anak-anak juga mengikuti kegiatan tembang macapat yang di Kelurahan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto.
Lurah Prajurit Kulon, Muhamad Nur Hadi mengatakan, jegiatan tembang macapat yang rutin diadakan oleh paguyuban Macapat Sekar Arum itu bertujuan melestarikan budaya agar tidak punah di Kota Mojokerto terlebih di Indonesia.
Karena tembang macapat ini sendiri adalah budaya jawa. Selain itu Hadi juga nantinya mencari kader-kader anak-anak remaja ataupun anak-anak sekolah tingkat dasar untuk di didik dan menggeluti tembang macapat.
“Agar kita punya kader tembang macapat kedepannya, jadi kalau nantinya pemerinta Kota Mojokerto ada event-event kebudayaan, kita bisa mengirim sumbangsih kader kita atau anak didik kita untuk tampil di kegiatan kebudayaan pemerinta Kota,” tutur Hadi, Kamis (20/6/2024).
Hadi juga mengatakan, meskipun di era digital dan antusias warganya masih kurang di budaya tembang macapat ini, dirinya akan terus berusaha untuk mengenalkan budaya tembang macapat kepada warganya dan juga mencintai budaya.
Tidak hanya itu, Hadi juga akan selalu mefasilitasi setiap kegiatan budaya di Kelurahan Prajurit Kilon.
“Nembang Macapat yang di adakan ini sebenarnya sudah lama dari Tahun 2015 hingga saat ini, cuma terbentur dulu ada Covid-19 sempat terhenti 3 tahun,” ungkapnya.
“Tidak ada syarat-syarat kusus jika ingin mengikuti nembang macapat disini. Dengan kesadarannya sendiri mereka yang mengikuti nembang macapat di sini memakia baju adat Jawa dikarenakan menyesuiakan dengan kegiatannya. Dan tembang macapat yang di lantunkan yaitu maskumambang, mijil, sinom, kinanthi, asmaradana, gambuh, dhandanggula, durma, pangkur, megatruh, dan pucung,” kata Hadi menegaskan.
Hadi juga memperbolehkan warga Kota Mojokerto maupun warga luar Kota Mojokerto untuk mengikuti kegiatan tembang macapat di Kelurahan Prajurit Kulon.
Dengan harapan di era saat ini agar seni budaya Macapat di Kota Mojokerto atau dimanapun tempatnya selalu dilestarikan dan dikenalkan pada anak-anak agar tidak punah. (rik)