Bakal calon bupati petahana di Pilbup Mojokerto 2024, Ikfina Fahmawati (tengah) saat menghadiri deklarasi dukungan PKS pada Minggu (11/8/2024), menyatakan rekomendasi dari PDI Perjuangan tinggal menunggu waktu. Foto: IM.com/Erix.

IM.com –  Ikfina Fahmawati, bakal calon bupati petahana di Pilkada Kabupaten Mojokerto 2024 memastikan rekom (surat rekomendasi) dari PDI Perjuangan. Deklarasi dukungan dari partai banteng hanya tinggal menunggu momentum yang tepat.

Hingga hari ini, sudah ada tiga partai yang sudah menyatakan mendukung secara terbuka kepada Ikfina berpasangan dengan Sa’dulloh Syarofi atau Gus Dulloh. Ketiga parpol tersebut adalah PKB, Golkar dan PKS yang baru mendeklarasikan dukungan untuk pasangan berakronim Idola.

Sokongan terbesar berasal dari PKB yang bermodal 10 kursi DPRD, ditambah Golkar 5 kursi dan PKS 4 kursi. PDIP yang memiliki modal 6 kursi, santer disebut juga segera mendeklarasikan dukungan untuk Idola.

“Untuk PDIP, tunggu tanggal mainnya,” kata Ikfina di sela acara deklarasi dukungan PKS kepada pasangan bakal calon berakronim Idola, Minggu (11/8/2024).

Jika PDIP jadi bergabung, koalisi jumbo pendukung Ikfina-Gus Dulloh semakin komplit dalam kombinasi nasionalis relijius. Hal ini akan memperkuat branding politik pasangan Idola dalam Pemilihan Bupati-Wakil Bupati (Pilbup) Mojokerto 2024.

“Untuk tim kemenangan, kami akan rapatkan bersama-sama dengan masing-masing partai pendukung,” ucap Ikfina.

Ketua DPD PKS Kabupaten Mojokerto, Imam Sutarso, mengamini, pasangan Idola layak disebut pasangan nasionalis relijius dengan adanya koalisi PKS dengan PKB mewakili partai islam. Dirinya menepis anggapan mesin politik antar kedua parpol tidak bisa solid karena perbedaan pandangan dalam ideologi sosial politik yang cukup tajam.

“Hubungan kami dengan PKB cukup baik, sama-sama partai islam, punya chemistry ingin memajukan Kabupaten Mojokerto. Ini bisa jadi modal kuat untuk meraih hati masyarakat,” kata Sutarso.

Baca Juga: Alasan PKS Koalisi dengan PKB dan Golkar Dukung Ikfina-Gus Dulloh

Dukungan dari PKS

Seperti diketahui, PKS dan PKB meskipun sama-sama berbasis partai islam, dalam sejarah perpolitikan di tanah air -sebelum Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024- tidak pernah dalam satu gerbong. Musababnya, kedua partai mengusung asas dan paham  berbeda, secara ideologi maupun praktik politik praktis.

Namun Sutarso menilai, bergabungnya PKS dan PKB bersama Partai NasDem pada  Pilpres 2024 lalu menjadi awal manis bagi kedua parpol membangun hubungan lebih harmonis. Selama kampanye pemenangan pasangan capres-cawapres, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, mesin politik kedua parpol juga solid.

“Sesuatu yang baik kan perlu dilanjutkan di kontestasi pilkada tahun 2024 ini. Kami akan solid dan memobilisasi seluruh jajaran PKS untuk memenangkan pasangan Idola,” tegas Sutarso.

Pada Pilbup Mojokerto 2024, PKS menetapkan pilihannya kepada pasangan Idola karena beberapa pertimbangan. Selain sudah sangat mengenal dan berhubungan baik dengan Ikfina, figur Gus Dulloh sebagai bakal calon wakil bupati juga menjadi faktor penentu.

Sosok Sa’dulloh Syarofi merepresentasikan kalangan masyarakat islam, khususnya nahdliyin -sebutan untuk warga Nahdlatul Ulama (NU)-. Meskipun, ketokohannya yang mulai dikenal luas belakangan ini lebih terdongkrak oleh latar belakangnya sebagai putra kiai kondang Mojokerto, KH Husein Ilyas.

“PKS memutuskan mengusung Ikfina dan Gus Dulloh di Pilkada 2024 karena kami berpikir pasangan ini paling ideal,” terang Sutarso.

Deklarasi dukungan kepada pasangan Idola di Kantor DPD PKS Kabupaten Mojokerto, Tambak Agung, Puri, Minggu (11/8/2024). Acara dihadiri Sekretaris DPW PKS Jatim, perwakilan pengurus DPC PKB, dan DPD II Golkar Kabupaten Mojokerto. (rix/imo)

82

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini