IM.com – Dampak kenaikan harga kedelai impor Amerika Serikat membuat beberapa produsen tahu di Mojokerto risau. Sebab, mereka harus menaikan harga jual, produksi menurun, hingga wacana mengurangi ukuran tahu Untuk mengimbangi neraca keuangan.
Salah satu usaha kecil menengah (UKM) yang sudah menaikkan harga jual tahu adalah industri rumahan tahu di Desa Sambiroto, Sooko, Mojokerto. Keputusan itu pun diambil setelah home industry ini mengurangi kapasitas produksi dari 29 kali masak menjadi 25 kali masak per hari.
Asmaul Husna salah satu karyawan industri rumahan tahu itu mengatakan, harga kedelai impor naik bertahap sejak 3 pekan lalu. Kenaikannya dari 8.600, 8.800 menjadi Rp 9.000/Kg.
“Mulai seminggu yang lalu harga tahu kami naikkan dari Rp 30.000 per bak menjadi Rp 31.500 per bak,” kata Husna kepada wartawan di tempat kerjanya, Jumat (3/1/2025).
Home industri yang melayani para pedagang di Mojokerto dan Surabaya ini, mampu mengolah 17,5 Kg kedelai menjadi 7 bak tahu. Sehingga kapasitas produksi mereka saat ini 175 bak tahu per hari. Setiap bak berukuran 49×49 cm.
“Walaupun kedelai naik kami tetap produksi,” ujar Husna.
Dikonfirmasi terpisah, Abdullah (55), produsen sekaligus pedagang tahu di Desa Sambiroto, menyebut akan mengurangi ukuran tahu jika kenaikan harga kedelai lebih dari Rp 1000. Namun, ia mengira kedelai impor merangkak naik mulai dari Rp 8.600 menjadi Rp 9.000/Kg karena momen tahun baru 2025.
“Penjualan dan produksi masih stabil selagi kenaikan di bawah Rp 1.000/Kg. Kalau sudah di atas itu, ukuran tahu kami kurangi,” jelasnya.
Setiap hari, ia memproduksi tahu bersama 24 pedagang lainnya. Rata-rata mereka mengolah 500 Kg kedelai impor menjadi 200 bak tahu. Setiap bak lantas mereka potong-potong menjadi 25 potong tahu untuk dijual eceran ke para konsumen.
“Harga jual tahu saat ini tetap Rp 1.500 sampai Rp 2.000 per potong, belum ada kenaikan,” ungkapnya.
Meski demikian, ia bersama rekan dagangnya merelakan penghasilan mereka turun agar harga eceran tahu tetap stabil. Selama ini, omset masing-masing pedagang Rp 350.000/hari.
Sedangkan pengeluaran bahan baku kedelai sekali produksi naik dari Rp 172.000 menjadi Rp 180.000. Harga itu belum termasuk ongkos produksi.
“Harapannya kedelai jangan terlalu mahal, stabil saja Rp 8.600/Kg supaya kami bisa jual tahu tanpa membebani konsumen masyarakat kecil,” tandasnya. (sis/imo)