IM.com – Sekretaris Daerah Kota Mojokerto, Gaguk Tri Prasetyo mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko bencana hidrometeorologi. Sesuai prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda, hal itu bisa disebabkan cuaca ekstrim yang berpotensi terjadi mulai 2 hingga 10 Januari 2025.
BMKG Juanda mengingatkan potensi cuaca ekstrim berpotensi menimbulkan fenomena perubahan atmosfer seperti gelombang Low Frequency dan peningkatan La Niña. Hal itu menyebabkan tingginya risiko bencana hidrometeorologi di wilayah Jawa Timur, termasuk Kota Mojokerto.
Sekretaris Daerah Kota Mojokerto, Gaguk Tri Prasetyo, mengatakan, cuaca ekstrim itu berpotensi memicu bahaya seperti banjir, jalan licin, pohon tumbang. Paling sering bisa menyebabkan berkurangnya jarak pandang, hingga risiko sengatan arus listrik.
“Kami mengimbau seluruh masyarakat untuk berhati-hati dan tetap waspada. Bersihkan lingkungan, terutama selokan dan saluran air, untuk mencegah banjir. Selain itu, perhatikan keselamatan keluarga, khususnya anak-anak,” ujar Gaguk.
Pemerintah Kota Mojokerto juga telah melakukan langkah-langkah antisipatif untuk mengurangi dampak cuaca ekstrem. Termasuk perapihan pohon secara berkala, pengecekan saluran air di lokasi rawan genangan, serta koordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk memastikan kesiapsiagaan.
“Masyarakat juga diharapkan turut aktif menjaga lingkungan sekitar agar risiko kerugian akibat cuaca ekstrem dapat kita minimalkan,” tambahnya.
Cuaca ekstrem yang terjadi saat ini mengingatkan pentingnya kerja sama antara pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana.
“Mari kita bersama-sama menjaga Kota Mojokerto agar tetap aman dan kondusif di tengah tantangan cuaca yang tidak menentu,” pungkas Gaguk. (imo)