Pedagang cabai rawit di pasar ikut merasakan dampak kenaikan harga yang mendorong laju inflasi di Mojokerto sebesar 0,27 persen di awal tahun 2025.

IM.com – Kabupaten Mojokerto mencatatkan inflasi 0,27 persen pada awal tahun 2025. Laju inflasi tersebut karena terdorong kenaikan harga cabai rawit.

Berdasarkan data badan perencanaan pembangunan daerah (Bappeda), laju inflasi tahun kalender (kumulatif) Kabupaten Mojokerto, Januari 2025 mencapai 0,27 persen. Sedangkan laju inflasi tahun ke tahun (YoY), periode Januari 2024 hingga Januari 2025 di Kabupaten Mojokerto sebesar 1,98 persen.

Selain itu, tercatat hanya Kabupaten Mojokerto yang mengalami inflasi dari Kota/Kabupaten se-Jatim pada awal 2025 ini. Kondisi ekonomi itu juga berbanding terbalik dengan situasi nasional yang mengalami deflasi.

“Secara nasional, provinsi dan kab/kota IHK lainnya di Jawa Timur, seluruhnya mengalami deflasi pada Januari 2025,” jelas Kepala Bappeda Kabupaten Mojokerto Bambang Eko Wahyudi, Rabu (12/2/2025).

Menurut Bambang, mengacu kajian ekonomi di lapangan, inflasi di Kabupaten Mojokerto dipicu kelangkaan dan lonjakan harga cabai rawit.  Langkanya komoditas tersebut disebabkan cuaca ekstrim.

Seperti, curah hujan yang tinggi hingga menimbulkan banjir di beberapa lahan pertanian cabai. Selain itu tanaman cabai rusak akibat diterjang angin kencang dan serangan hama.

“Sehingga produksi maupun pasokan ke masyarakat mengalami penurunan, sehingga harga naik yang dampaknya memicu inflasi di Kabupaten Mojokerto,” sambungnya

Namun kata Bambang, laju inflasi turut diimbangi dengan adanya deflasi dari beberapa komoditas. Antara lain harga daging ayam ras yang mengalami penurunan menjadi salah satu penyumbang terbesar pada Januari 2025.

Penurunan harga daging ayam ini, menurut Bambang, karena suplai yang semakin banyak sementara permintaan pasar minim. “Sehingga terjadi surplus pasokan yang menekan harga turun,” cetusnya. (sis/imo)

188

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini