Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari bersama Wakil Wali Kota Rachman Sidharta Arisandi menghadiri acara peluncuran BAZNAS Microfinance Desa (BMD) pada Senin (28/4/2025).

IM.com – Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Mojokerto meluncurkan BAZNAS Microfinance Desa (BMD) pada Senin (28/4/2025). Program pembiayaan ini menyediakan pinjaman tanpa bunga atau Qardhul Hasan bagi pelaku usaha mikro (mustahik) untuk mengembangkan usahanya.

Ketua BAZNAS RI, Noor Achmad, menerangkan, BMD Qardhul Hasan menerapkan prinsip nonprofit untuk pengembangan usaha. Program pembiayaan produktif ini diharapkan menjadi solusi untuk meningkatkan penghasilan mustahik.

“BMD merupakan salah satu upaya BAZNAS dalam meluncurkan program-program produktif guna mengentaskan kemiskinan dan membantu masyarakat dalam bidang ekonomi. Termasuk agar terbebas dari jerat rentenir,” kata Noor Achmad dalam pidatonya di Kantor BMD, Jalan Benteng Pancasila, Kota Mojokerto, Senin (28/5/2025).

Dana BMD untuk pembiayaan Qardhul Hasan berasal dari bantuan Baznas RI senuilai Rp 1 miliar. Noor Achmad berharap, program dapat membantu para mustahik pelaku usaha mikro mengembangkan usahanya.

“Program BAZNAS Microfinance Desa (BMD) menggunakan skema pinjaman tanpa bunga untuk membantu pelaku usaha mikro (mustahik) mengembangkan usahanya. Pengembalian dana dalam skema ini tidak membebani penerima manfaat,” jelas Noor Achmad.

Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari yang turut hadir dalam acara peluncuran BMD menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang tinggi kepada Baznas RI. Ia mengatakan, bantuan pembiayaan pinjaman tanpa bunga ini tentu sangat membantu mustahik pelaku UMKM untuk lebih mengembangkan usahanya.

“Terima kasih banyak kepada Baznas RI. Insya Allah, ke depan program ini akan lebih bermanfaat dan membawa berkah dalam penguatan UMKM dan IKM Kota Mojokerto,” ungkap Ika Puspitasari didampingi Wakil Wali Kota Mojokerto, Rachman Sidharta Arisandi.

Walikota yang akrab disapa Ning Ita menyebutkan, sebanyak 12 ribu mustahik yang mendapatkan layanan dari Baznas Kota Mojokerto. Ia menilai, program bantuan BMD sangat relevan dengan kondisi masyarakat Kota Mojokerto yang mayoritas pelaku UMKM.

“Kota Mojokerto adalah kota perdagangan dan jasa. Kami memiliki 72 ribu UMKM dan IKM yang semuanya sudah memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB). Dengan adanya BMD, tentu akan memberikan penguatan signifikan bagi sektor tersebut,” ungkapnya. (imo)

 

29

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini