Ilustrasi sarjana yang masih menganggur.

IM.com – Jumlah pengangguran dari lulusan perguruan tinggi, Sarjana (S1) dan Diploma (D1-D3), di Jawa Timur tahun 2025 tercatat mengingkat. Fakta tersebut menambah ironi fenomena tingkat pengangguran terbuka (TPT) paling banyak yang berasal dari tamatan SMK.

Tingkat pengangguran terbuka (TPT) lulusan D4 hingga S3 pada Februari 2025 tercatat sebesar 5,60 persen. Persentase tersebut naik 1,53 persen poin dibanding periode yang sama tahun 2024 yakni 4,07 persen.

Data tersebut menunjukkan, jumlah sarjana di Jatim yang berstatus pengangguran semakin banyak. TPT lulusan D4 hingga S3 pada Februari 2025 bahkan lebih tinggi jika dibandingkan Februari 2023 sebesar 4,42 persen.

Sedangkan TPT lulusan D1 hingga D3 di Jatim pada Februari 2025 mencapai 5,41 persen. Angka tersebut naik 2,32 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024 sebesar 3,09 persen.

TPT lulusan D1 hingga D3 di Jatim pada Februari 2025 juga lebih tinggi jika dibandingkan Februari 2023 sebesar 4,82 persen. Seluruh data tersebut berdasar hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim.

Kepala BPS Jatim Zulkipli mengatakan, survei Sakernas mencatatkan TPT per Februari 2025 di Jatim secara keseluruhan sebesar 3,61 persen. Persentase tersebut turun 0,13 persen poin dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2024.

“TPT lulusan SMK masih menjadi yang terbesar, mencapai 5,87 persen,” kata Zukipli.

Data tiga tahun terakhir memang menunjukkan TPT lulusan SMK di Jatim terus mengalami penurunan. Pada Februari 2022, TPT SMK bahkan mencapai dua digit yakni 11,72 persen.

“Namun dari tahun ke tahun, TPT tamatan SMK terus menurun,” ujarnya.

Sementara berdasar tingkat pendidikan, TPT paling rendah adalah pendidikan SD ke bawah. Artinya orang yang tidak sekolah atau belum pernah tamat SD justru banyak yang bekerja.

“TPT pendidikan SD ke bawah sebesar 1,98 persen,” unghkap Zulkipli.

Jika dilihat menurut daerahnya, TPT perkotaan di Jatim pada Februari 2025 lebih tinggi dibandingkan TPT di wilayah pedesaan. Presentasenya 3,76 persen berbanding 3,40 persen.

“Kalau dibandingkan Februari 2024, TPT perkotaan mengalami penurunan 0,89 persen poin. Sedangkan TPT pedesaan mengalami kenaikan hingga 0,83 persen poin,” sebut Zulkipli. (imo)

17

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini