Karya Moelyono, Posisi lukisan horizontal

IM.com – ‎Surabaya resmi menjadi pusat perhatian dunia seni rupa nasional dengan dibukanya ArtSubs 2025 di Balai Pemuda, Jumat (2/8-2025). Mengusung tema Material Ways, gelaran ini menghadirkan 142 seniman dari berbagai daerah dengan lebih dari 700 karya menciptakan atmosfer pameran berskala besar mengungguli Art-Jog, JakFest, Bali dan Bandung.

‎Dengan dukungan anggaran Rp 15 miliar, ArtSubs menjadi peristiwa seni rupa terbesar yang pernah digelar di Surabaya, bahkan serupa “tsunami seni rupa” karena daya gaung dan cakupannya begitu luas. Pameran ini berlangsung hingga 7 September 2025, menyuguhkan karya-karya dalam berbagai medium, mulai dari lukisan, patung, instalasi hingga media baru yang tersebar di enam zona utama Balai Pemuda.

‎“Pameran ini adalah jendela baru seni rupa Indonesia di luar Jakarta, Jogja, Bali, dan Bandung. Ini bukan hanya peristiwa seni tapi juga pernyataan,” kata Nirwan Dewanto, salah satu kurator utama ArtSubs saat memberi sambutan pembukaan. Ia menambahkan bahwa Surabaya sudah saatnya memiliki museum seni rupa permanen agar kota ini bisa sejajar dengan kota-kota besar lainnya secara kultural.

‎Direktur Utama ArtSubs, Rambat, menjelaskan bahwa semangat pameran ini adalah menghidupkan dinamika seni rupa kontemporer di luar struktur birokrasi pemerintah. Pameran ini juga diramaikan dengan diskusi publik, peluncuran buku, dialog seniman hingga workshop menegaskan, bahwa ArtSubs bukan hanya ajang pameran tetapi ruang edukasi dan partisipasi masyarakat.

Karya Nyoman Nuarta

‎Sejumlah nama besar tampil di ArtSubs 2025 seperti Nasirun, Agus Suwage, Entang Wiharso, Dadang Christianto, Nyoman Nuarta, Moelyono dan Iwan Yusuf. Beberapa karya menyuarakan tema sosial yang kuat, seperti lukisan Moelyono yang menampilkan perjuangan rakyat kecil dan patung logam Nyoman Nuarta yang menyerupai gelombang laut sebagai simbol kekuatan dan keindahan.

‎Wakil Menteri Kebudayaan Gurung Ganesha yang hadir dalam pembukaan mengatakan bahwa karya-karya dalam ArtSubs memancarkan aura kebahagiaan dan mencerminkan kualitas seniman Indonesia yang sudah bertaraf dunia. “Ini bukan hanya pameran, ini perayaan kebudayaan,” ujarnya.

‎Dalam tempo yang sama juga berlangsung pameran lukisan. Antara lain di Galeri Merah Putih dan Dewan Kesenian Surabaya, Galeri Krishna Moestadjab Aksera serta Galeri Filadelfia turut menyelenggarakan pameran  menjadikan Surabaya sebagai episentrum seni rupa nasional selama sebulan penuh.

‎SUMBER PAD

‎Meski berjalan sukses, para seniman tetap menyuarakan keprihatinan atas minimnya fasilitas dan perhatian dari pemerintah daerah. Selama ini seniman Surabaya bergerak mandiri, sering terkendala biaya dan kesulitan mendapatkan ruang pertunjukan yang terjangkau karena fasilitas publik lebih diarahkan untuk mendulang Pendapatan Asli Daerah (PAD).

‎“ArtSubs menjadi bukti bahwa seniman bisa mandiri. Tapi sudah saatnya pemerintah ikut hadir dengan visi kultural yang jelas termasuk membangun museum seni rupa. Surabaya layak memilikinya,” tutur Nirwan Dewanto menutup pernyataannya.

‎Setelah sukses edisi pertamanya di Pos Bloc Surabaya tahun 2024 yang dikunjungi 27.000 orang, ArtSubs 2025 menargetkan 100.000 pengunjung dan menjadi landmark baru bagi perkembangan seni rupa Indonesia di wilayah timur. ‎(kim)

55

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini