IM.com – SMK PGRI Sooko Mojokerto Jawa Timur terus berinovasi membentuk generasi muda yang unggul, berkarakter, dan siap menghadapi tantangan zaman. Salah satu langkah yang dilakukan adalah menerapkan konsep deep learning berbasis delapan dimensi pengembangan diri siswa.
Staf Kurikulum SMK PGRI Sooko Mojokerto, Rosiana Yudha, menjelaskan bahwa penerapan deep learning ini tidak hanya fokus pada penguasaan materi pelajaran, tetapi juga membentuk sikap, keterampilan, dan karakter positif siswa.
“Kami ingin lulusan kami tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki kepribadian kuat, mampu bekerja sama, dan siap berkontribusi di masyarakat,” ujarnya, Senin (11/8/2025).
Delapan dimensi tersebut mencakup penguatan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, penanaman nilai-nilai kewargaan, pengembangan kreativitas, pembentukan kemandirian, peningkatan kemampuan komunikasi, kesadaran akan pentingnya kesehatan, keterampilan kolaborasi, serta penalaran kritis.
Semua dimensi ini saling terintegrasi dalam proses pembelajaran, sehingga siswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan, tetapi juga keterampilan hidup yang relevan dengan dunia kerja dan kehidupan bermasyarakat.
Konsep ini diterapkan melalui berbagai metode, mulai dari pembelajaran berbasis proyek (project-based learning), kegiatan ekstrakurikuler, hingga kolaborasi dengan dunia industri. Guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing siswa agar mampu mengaitkan ilmu yang dipelajari dengan penerapan di kehidupan nyata.
“Pendekatan ini membuat siswa lebih aktif, kreatif, dan punya semangat belajar yang tinggi karena mereka merasa terlibat langsung dalam proses pembelajaran,” tambah Rosiana.
Dengan sistem deep learning berbasis delapan dimensi ini, SMK PGRI Sooko berharap dapat melahirkan lulusan yang tidak hanya siap kerja, tetapi juga mampu menjadi agen perubahan di masyarakat. (ima/uyo)
