Pasar Keramat Mojokerto dipadati pengunjung.

IM.com – ‎Siapa bilang pasar tradisional hanya soal tawar-menawar barang kebutuhan harian? Di Dusun Wonokerto, Warugunung, Pacet, Mojokerto, ada sebuah pasar unik yang justru memadukan suasana jadul dengan tren digital masa kini.

‎Namanya Pasar Keramat Mojokerto, sebuah destinasi wisata kuliner, budaya, sekaligus ruang sosial yang sejak 2022 selalu ramai dikunjungi dan viral di media sosial.

‎Alfina Aisyah Febrianti, ‎Mahasiswa Sosiologi, Universitas Muhammadiyah Malang menyajikan catatan menarik. Bukan sekadar pasar, Pasar Keramat adalah “mesin waktu” yang menghidupkan kembali kenangan masa lalu.

‎Begitu memasuki area pasar, pengunjung langsung disuguhi suasana teduh dari rumpun bambu, aroma kuliner tradisional yang menggoda, hingga interaksi hangat khas masyarakat tempo dulu. Inilah yang membuatnya berbeda dan istimewa.

‎Salah satu daya tarik utama Pasar Keramat adalah aneka jajanan tradisional yang kini makin jarang ditemukan. Lote (lontong sate), getas, tiwul, hingga berbagai kudapan jadul tersaji dengan tampilan sederhana, namun sarat makna. Semua disajikan dengan wadah ramah lingkungan, seperti daun pisang atau piring anyaman bambu, yang menambah sensasi autentik.

‎Selain kuliner, pengunjung juga bisa menikmati hiburan sederhana khas pedesaan: area dolanan (permainan tradisional) untuk anak-anak, hingga pijat tradisional yang membuat pengalaman berwisata makin lengkap.

‎RAMAH LINGKUNGAN

‎Keberhasilan Pasar Keramat tak lepas dari pengelolaan yang solid dan berkelanjutan. Pasar ini berada di bawah naungan Yayasan Bambu Lingkungan Lestari (YBLL) yang melibatkan masyarakat lokal sebagai penggerak utama. Seniman, warga desa, hingga pengrajin bambu ikut aktif menjaga pasar tetap hidup.

‎Nilai kebersamaan, kekeluargaan, dan solidaritas menjadi napas utama pasar ini. Tak heran, banyak pengunjung merasa lebih dari sekadar belanja. Mereka seperti pulang ke rumah besar yang penuh kehangatan.

‎Pasar Keramat juga dikenal sebagai pasar hijau. Hampir semua elemen bangunan dan perabotnya terbuat dari bambu atau kayu. Tidak ada plastik sekali pakai, sementara piring, gelas, dan bungkus makanan menggunakan wadah alami. Kesadaran ekologi inilah yang menjadi daya tarik tambahan, terutama bagi wisatawan muda yang peduli lingkungan.

‎Meski bernuansa jadul, Pasar Keramat tidak ketinggalan zaman. Justru berkat keunikannya, konten-konten dari pasar ini sering viral di TikTok, Instagram, hingga YouTube.

‎Spot-spot fotogenik berpadu dengan nuansa tradisional membuat pengunjung betah mengabadikan momen. Inilah bukti bahwa kearifan lokal bisa bersaing di era digital.

‎Pak Budi, salah satu penggerak pasar, menyebut bahwa rahasia bertahannya Pasar Keramat terletak pada tiga hal: alami, tradisi dan spiritual. “Kalau itu terjaga, pasar ini akan tetap ramai dan menjadi ciri khas yang sulit dicari di tempat lain,” ujarnya.

‎Dengan niat tulus melestarikan kebudayaan sekaligus meningkatkan ekonomi masyarakat, Pasar Keramat bukan hanya tempat belanja, melainkan ruang hidup yang menyatukan manusia, alam dan budaya. ‎(kim)

26

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini