
IM.com – Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Timur, Lutfil Hakim, menegaskan bahwa profesi jurnalis merupakan salah satu profesi paling ketat diatur regulasi di Indonesia.
Karena itu, ia mengingatkan wartawan agar menjaga profesionalisme dan tidak terjebak dalam konflik politik yang sarat kepentingan, khususnya di lingkungan legislatif.
Penegasan tersebut disampaikan Lutfil dalam kegiatan Refleksi Akhir Tahun 2025 Jurnalis Dewan Surabaya (Judes) Indonesia yang digelar di Villa Limas, Prigen, Kabupaten Pasuruan, Jumat malam (19/12/2025). Kegiatan ini menjadi forum evaluasi sekaligus penguatan etika dan peran strategis pers di tengah dinamika demokrasi.
“Profesi jurnalis ini paling banyak diatur. Ada Undang-Undang Pers, Kode Etik Jurnalistik, kode perilaku wartawan, hingga hampir 30 peraturan Dewan Pers,” ujar Lutfil lebih lanjut, beragam regulasi tersebut menunjukkan bahwa jurnalis memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga kualitas informasi publik.
Ia menjelaskan, aturan itu mencakup sertifikasi orientasi kewartawanan dan keahlian (OKK), sertifikasi kompetensi berjenjang, verifikasi perusahaan pers, hingga pedoman turunan seperti jurnalisme ramah anak dan ramah perempuan.
“Jika diterapkan pasal demi pasal, profesi ini tidak mudah dijalani. Di situlah letak kehormatan sekaligus tanggung jawabnya,” tambahnya.
Dalam konteks liputan politik, Lutfil mengingatkan jurnalis DPRD agar tidak ikut larut dalam konflik internal partai maupun fraksi. Perbedaan pandangan, menurutnya, merupakan hal wajar dalam politik.
“Politik memang penuh persoalan. Tapi boleh mereka bermasalah, kita jangan ikut bermasalah,” tegasnya.
Ia menekankan bahwa kritik jurnalistik harus diarahkan pada kinerja dan kebijakan publik, bukan pada persoalan personal yang berpotensi memicu konflik emosional dengan narasumber. “Jangan masuk ke urusan kelompok A dan B di internal partai. Itu bukan level kita,” ujarnya.
Terkait kedekatan emosional antara wartawan dan narasumber, Lutfil menilai hal tersebut tidak bisa sepenuhnya dihindari. Namun, ia menegaskan pentingnya kesepakatan dan koridor profesional agar independensi tetap terjaga.
“Hal-hal krusial perlu didiskusikan bersama, dengan batas yang jelas agar tidak menyentuh hal-hal yang tidak prinsipil,” katanya.
Kegiatan refleksi akhir tahun ini mengusung tema “Meneguhkan Sinergi dan Profesionalisme Pers” dan dihadiri Ketua PWI Jawa Timur, Ketua PWI Seksi Surabaya, Ketua SMSI Surabaya, serta seluruh jurnalis yang tergabung dalam Kelompok Kerja Wartawan DPRD Kota Surabaya.
Ketua Panitia Pelaksana, Eko Widodo, menyebut refleksi akhir tahun sebagai agenda rutin untuk merawat solidaritas sekaligus menjaga nurani jurnalisme di tengah tantangan zaman. (kim)








































