IM.com – Dukungan setengah hati Partai Demokrat untuk pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno seperti yang pernah diungkap Ruhut Sitompul mulai terbukti. Indikatornya, partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono ini membiarkan saja sejumlah elit partainya, selevel Ketua DPD PD Jatim Soekarwo masuk dalam jajaran Dewan Pembina Barisan Relawan Pendukung Jokowi-Ma’ruf Amin bernama Bravo-5 Jatim.
Nama Soekarwo ada di jajaran dewan Pembina Bravo-5 Jatim bersama sejumlah tokoh populer lain seperti Gubernur Jatim terpilih Khofifah Indar Parawansa, Laksamana TNI (Purn) Marsetio, Laksdya TNI (Purn) Fred Lonan, Doris Pandjaitan serta Yoke C Katon. Masuknya Soekarwo dalam barisan relawan pendukung Jokowi-Ma’ruf diklaim sudah atas izinnya.
“Secara pribadi saya belum bertemu beliau, tapi dengan rekan-rekan di sini sudah. Harapan kami beliau memberikan masukan-masukan berarti untuk pemenangan Pak Jokowi,” kata Ketua Umum Bravo-5 Pusat Jenderal TNI Fachrul Rozi.
Dalam acara deklarasi Bravo-5 Jatim, turut hadir beberapa tokoh, antara lain Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Panjaitan, mantan anggota DPR RI Ruhut Sitompul serta ratusan relawan asal berbagai daerah.
Bergabungnya Soekarwo dalam garbang relawan pendukung Jokowi-Ma’ruf Amin di Jatim itu semakin menguatkan sinyal tidak solidnya elit di internal Partai Demokrat menyokong Prabowo-Sandi. Terlebih, Susilo Bambang Yudhoyono selaku Ketua Umum PD tidak memberikan sanksi apapun bahkan sekadar teguran kepada gubernur Jatim yang akrab dipanggil Pakde Karwo.
Namun ketika PD dibilang bermain dua kaki di Pilpres 2019 nanti, sejumlah elitnya langsung membantah. Ia mengatakan, partainya memberikan kelonggaran bagi kader untuk mendukung capres-cawapres.
“Dua kaki dalam politik tidak seperti itu. Bahkan kalau dua kaki itu hal-hal yang berbeda dengan kasus yang ada di Papua ini. Memang kasus di Papua ini spesial, maka ini khusus untuk menentukan strategi apa yang harus dilakukan Demokrat di Papua,” tandas Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Agus Hermanto di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (10/9/2018).
Agus mengakui banyak kadernya, terutama di beberapa daerah yang mendukung Jokowi-Ma’ruf. “Dispensasi diberikan karena di beberapa wilayah, Kader Demokrat mendukung Jokowi-Ma’ruf mencapai 90 persen. ,” imbuhnya.
Agus mengatakan, partainya tidak berani gegabah menjatuhkan sanksi kepada kadernya yang membelot mendukung capres-cawapres lain di luar rekomendasi partai. Diketahui, SBY telah mengeluarkan rekom resmi partainya mendukung Prabowo-Sandiaga Uno di Pilpres 2019 nanti.
Alasan PD tidak berani menjatuhkan sanksi, kata Agus, karena takut menganggu kinerja partai yang lebih fokus meraup suara besar di Pemilihan Legislatif. Agus menyatakan, partainya memang meminta seluruh kader bekerja lebih keras untuk Pileg 2019.
“Jadi, kader dan pengurus di daerah tetap diminta untuk menangkan Demokrat di Pileg mendatang. Semua Kader Demokrat di daerah nyaleg untuk DPR dan DPRD. Itu yang kami cari strategi dan formula untuk memang di pileg, meski tidak mendukung Prabowo-Sandi,” tegasnya.
Perbedaan dukungan pasangan capres juga terjadi di Jawa Timur, di mana Soekarwo Ketua DPD Partai Demokrat Jatim menyatakan mendukung Jokowi-Ma’ruf Amin.
Pakde Karwo sendiri saat dikonfirmasi mengamini pernyataan Agus Hermanto. Partainya memang tidak terlalu ambil pusing dengan pilihan kader di Pilpres 2019 karena yang terpenting adalah fokus menggeleembungkan suara PD di Pileg.
“Sudah saya sampaikan, tugas pokok saya kali ini di Demokrat adalah memperbanyak kursi dan pembinaan pada para calon legislatif,” ucap Pakde Karwo di DPD Partai Demokrat Jatim, Kertajaya, Surabaya, Senin (10/9/2018). (im)