Petani Kopi di Mojokerto Terkendala Pengolahan Pasca Panen
Petani Kopi Desa Tawangrejo, Kecamatan Jatirejo, Mojokerto panen raya kopi jenis Robusta dan Ekselsa. FOTO : Martin

IM.com – Petani gabungan kelompok tani (gapoktan) Tirtomakmur dan Nawangan Desa Tawangrejo, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto, panen raya kopi jenis Robusta dan Ekselsa di dataran tinggi Watu Jengger Rabu siang (14/08-2019).

Sekitar 80 petani yang tergabung dalam dua gapoktan melakukan panen raya di lahan seluas 40 hektare di ketinggian 700 mdpl, di kaki Gunung Anjasmoro. Untuk jenis kopi Bistak (Robusta) dan Asisa (Ekselsa) dipanen mencapai 5 kwintal.

Jani, Ketua kelompok tani Tirtomakmur mengatakan, jumlah panen tahun ini mengalami peningkatan cukup dibandingkan dengan tahun lalu. “Tahun lalu panen kami mencapai total berat tiga kwintal. Hasil ini dirasa tidak sesuai dengan biaya operasional,” katanya. 

Hasil panen kopi lanjutnya, para petani menjual buah kopi kering kepada pembeli Rp 10.000 per kilogram. 

Kendati puas dengan hasil panen kali ini, Jani mengaku masih mengalami sejumlah kendala. Diantaranya ketika melakukan penanaman bibit kopi di dataran tinggi. 

Selain itu, mereka juga masih sebatas menanam kopi kedua jenis tadi. Belum bisa lebih lanjut mengolah kopi menjadi menu olahan unggulan dari daerah tersebut. 

Melihat perkembangan terkait olahan kopi, mereka berharap ke Pemerintah Kabupaten Mojokerto, melalui dinas terkait, agar memberikan sarana dan prasarana kepada kelompok tani.

Dengan adanya sarana prasarana untuk pengembangan buah kopi menjadi berbagai olahan kopi, maka kopi dari Tawangrejo bisa lebih dikenal masyarakat luas.

“Kami sendiri ada rencana untuk membuat olahan kopi menjadi minuman. Tapi kami belum ada alatnya untuk mengolah biji kopi menjadi minuman serbuk kopi instan,” ucapnya.

Kelompok tani didampingi Ketua Penyuluhan Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Jatirejo, Siti Fatimah. (rei/uyo) 

405

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini