IM.com – Maraknya peristiwa kebakaran di Kota/Kabupaten Mojokerto belakangan ini membuat semua pihak meningkatkan kewaspadaan, termasuk jajaran Polresta Mojokerto. Dalam rangkan Antisipasi Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), Polresta Mojokerto menggelar apel bersama sejumlah jajaran institusi lain di halaman Kantor Asisten Perhutani (Asper) Bagian Kesatuan Pemangku Hutan (BKPH) Kemlagi, Kamis (19/9/2019).
Apel bersama ini diikuti jajaran Tentara Nasional Indonesia (TNI), Perhutani, Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) PG Gempolkrep, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, relawan, Camat dan Kepala Desa (kades) di kawasan sekitar hutan.
“Banyaknya kasus karhutla di wilayah mereka menjadi pertimbangan digelarnya apel ini. Dalam acara semalam diskusikan dan diputuskan bagaimana antisipasi yang harus dilakukan dengan cara tradisional sambil menunggu tim pemadam kebakaran datang di lokasi,” ungkap Kapolresta Mojokerto, AKBP Sigit Dany Setiyono, Kamis (19/9/2019).
Kapolresta menjelaskan, kegiatan apel bersama dilanjutkan dengan simulasi sebagai persiapan untuk penanggulangan jika terjadi kebakaran sungguhan. Simulasi tersebut memperagakan cara pemadaman api dengan menggunakan alat tradisional yang diikuti oleh seluruh peserta apel bersama di kawasan Hutan Jati Desa Mojorejo, Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto.
“Yaitu dengan gepyok dan ranting pohon sebelum api menjalar dan meluas, sebelum PMK dari BPBD datang untuk melakukan penyemprotan dan pendinginan di lokasi titik api. Simulasi bertujuan meningkatkan kerja sama dan membangun sinergitas antar instansi dan anggota masyarakat dalam penanggulangan Karhutla secara proporsional serta profesional,” jelasnya.
Sebelum apel bersama ini, Polresta Mojokerto menggelar cara ‘Cangkrukan Diskusi Kamtibmas’ (Candimas) di rumah dinas (rumdin) Kapolresta Mojokerto, Rabu malam (18/9/2019). Acara tersebut sebagai ajang saling berbagi informasi dan masukan terkait tehnik, cara dan kendala yang dihadapi dalam penganggulangan Karhutla.
Kebakaran semakin sering terjadi di Kota maupun Kabupaten Mojokerto, setidaknya dalam sebulan terakhir. Rabu malam kemarin (18/9/2019), api meludeskan rumah milik Nuris, (54), di kawasan padat penduduk di Lingkungan Cakarayam, Kelurahan Mentikan, Kecamatan Prajuritkulon, Kota Mojokerto.
Dengan cepat, api langsung merembet ke seluruh bangunan dan menghanguskan isi rumah berukuran 5 X 14 meter persegi itu. Selang 30 menit kemudian, petugas Pemadam Kebakaran (PMK) yang menerima laporan, tiba di lokasi.
Sedikitnya 4 mobil PMK didatangkan untuk menjinakan amukan si jago merah. Api baru bisa dipadamkan sekira 1 jam kemudian.
Beberapa jam sebelumnya, Rabu dini hari, sebanyak 2.000 ayam terpanggang dalam kebakaran kandang ayam berukuran 15 X 20 meter milik Sukarsono di Desa Betro, Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto.
2.000 ayam itu berusia sekitar 20 hari. Diduga kebocoran elpiji yang mengakibatkan api terpercik dan membakar kandang ayam.
Secara keseluruhan, data BPBD Kabupaten Mojokerto menyebutkan, sejak Juli hingga pertengahan September, kebakaran di kabupaten sudah terjadi 79 kali. Paling sering adalah kebakaran lahan mencapai 24 kali, 20 kali kebakaran hutan, disusul kebakaran rumah atau bangunan 18 kali.
’’Luasan hutan yang terbakar juga mencapai ratusan hektare,’’ terang Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto Muhammad Zaini. (im)