IM.com – Skandal perselingkuhan dokter AD alias ARP dan bidan MAD alias MY menarik perhatian banyak kalangan. Selain pakar hukum, psikolog pun ikut memberikan analisanya terkait motif di balik hubungan gelap dua petugas medis yang bekerja di RSUD Dr Wahidin Sudirohusodo Kota Mojokerto tersebut.
Psikolog asal Mojokerto, Salis Khoiriyati, berpendapat, ada beberapa sebab yang melatari terjadinya perselingkuhan antara dokter AD dan bidan MAD. Namun Salis menegaskan, motifnya bukan melulu karena faktor ekonomi.
“Penyebabnya bukan disebabkan faktor ekonomi karena keduanya tergolong kelas menengah. Tapi ada kebutuhan lain yang tidak terpenuhi, ” ujar Salis kepada wartawan, selasa (8/10/2019).
Menurut Salis, seseorang atau pasangan dari kalangan menengah ke atas tidak hanya membutuhkan kecukupan materi. Ada kebutuhan lain yang harus dipenuhi oleh pasangannya.
“Nah apabila ada kebutuhan lain yang tidak bisa dipenuhi oleh pasangannya, maka akan berpotensi mencari dari orang lain agar sekiranya bisa melengkapi, ” ujarnya.
Kebutuhan yang dimaksud Salis di antaranya terkait kasih sayang dan perhatian yang dihadirkan dalam intensitas pertemuan pasangan suami istri di rumah. Menurut Salis, pasutri yang jarang berkumpul apalagi kualitas interaksi di antara mereka rendah ketika bertemu sangat rawan memicu perselingkuhan karena dihinggapi rasa bosan.
“Hubungan seksual juga bagian dari kasih sayang dan cinta antara pasangan suami istri. Kalau ini tidak tercukupi bisa menyebabkan seorang pasangan mencari sosok lain untuk memenuhi kebutuhan itu,” papar Salis.
Hal itu biasanya terjadi pasangan sibuk dengan aktivitasnya masing-masing.
“Bidan dan Polisi kan keduanya sama – sama sibuk,” cetus dosen Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIUD) Institut KH. Abdul Chalim (IKHAC), Bendunganjati, Pacet, Mojokerto.
Selain itu, kesempatan dari pelaku perselingkuhan yang sering mendukung juga menjadi faktor penting penyebab terjadinya hubungan gelap. Salis menuturkan, ada pula waktu-waktu rawan memancing desir hasrat hingga bisa menjerumuskan seseorang pada lembah perselingkuhan.
“Saya rasa setiap orang pasti tidak punya cita – cita untuk berselingkuh. Mungkin karena keadaan. Seperti saat keadaan sepi tengah malam dan situasi mendukung, dengan intensitas pertemuannya sering, apalagi hubungan dengan pasangan aslinya kurang harmonis, maka bisa timbul perselingkuhan,” tuturnya.
“Misalnya kurang perhatian dari pasangan akibat keduanya saling sibuk meski ada komitmen di awal saling percaya namun ada kesempatan melakukan maka bisa terjadi perselingkuhan,” pungkasnya.
Isu adanya motif ekonomi yang menjadi pemicu perselingkuhan dokter AD dan bidan MAD mengemuka dari penuturan Kasatreskrim Polresta Mojokerto AKP Julian Kamdo Waroka. Ia mengatakan, hal itu diketahui dari penuturan saksi kunci saat diperiksa penyidik.
“Ada kemungkinan kalau ekonomi, ini baru asumsi saya. Karena pelapor tidak menyampaikan ini (motifnya). Dugaan faktor ekonomi karena permintaannya dipenuhi terus,” ujar Ade.
Analisa Psikolog dan Kasatreskrim Bisa Saling Memperkuat
Dugaan Kasatreskrim dan analisa psikolog Salis Khoiriyati tadi boleh jadi sama-sama ada benarnya dan saling memperkuat. Hal ini jika didasarkan pada pengakuan Brigadir KH alias KN, suami bidan MAD yang menggerebek istrinya ketika berduaan di sebuah rumah kompleks Villa Royal Regency, Kelurahan Wates, Magersari, Kota Mojokerto, Selasa pagi (1/10/2019).
Anggota Polsek Puri, Mojokerto itu mengungkapkan, istrinya memang selalu sibuk bekerja sampai hampir tak punya waktu berkumpul bersama keluarga. Tapi di sisi lain, lanjut KH, istrinya yang telah melahirkan dua anak itu malah sering menuntut diberikan harta mewah.
“Mintanya macam-macam. Minta rumah, mobil, ponsel. Mobil saya utangkan, kalau rumah dibuatkan orang tua saya untuk saya dan keluarga, ponsel saya belikan. Dia sendiri sibuk kerja terus tidak pernah libur,” kata Brigadir KH, Selasa (8/10/2019). (rei/im)