IM.com – Banjir merendam ribuan rumah penduduk Kabupaten dan Kota Mojokerto. Selain itu, banjir akibat meluapnya beberapa avur sungai Sadar ini juga melumpuhkan aktivitas warga termasuk dunia pendidikan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, Muhammad Zaini mengatakan, banjir yang terjadi sejak Minggu (19/2) malam, sempat merendam 7 desa di 3 kecamatan.
Diantaranya Desa Gayaman, Gebangmalang, dan Kepuhanyar di Kecamatan Mojoanyar. Desa Sumolawang, Tambakagung, dan Kenanten di Kecamatan Puri, serta Kelurahan Meri, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto.
Banjir kali ini akibat meluapnya sejumlah avur Sungai Sadar yang tak mampu menampung debit air hujan. Menang wilayah Mojokerto pada Minggu malam diguyur hujan intensitas sedang dalam waktu cukup lama. “Sebagian besar sudah surut, genangan air di Gebangmalang dan Kepuhanyar pukul 10.00 Wib sekitar 60-80 cm,” kata Zaini.
Selain itu di Desa Banjaragung-Kecamatan Puri, Desa/Kecamatan Sooko, dan Jalan Garuda di Perumahan Puskopad, Kecamatan Sooko. Ketinggian air mencapai 80 cm.
Sementara di wilayah Kota Mojokerto, banjir yang terjadi sejak pukul 22.00 WIB hingga pukul 02.00 WIB, Selasa (21/2/2017), telah merendam Kelurahan Miji, Kranggan, Jagalan, dan Sentanan di Kecamatan Kranggan, serta Kelurahan Balongsari, Kecamatan Magersari. Ketinggian air antara sebetis hingga selutut orang dewasa.
Tak hanya masuk ke rumah-rumah penduduk, banjir juga menggenangi jalan-jalan lingkungan dan sejumlah jalan utama di pusat kota, seperti Jalan KH Nawawi, Jalan Kartini, dan Residen Pamudji. Kondisi serupa juga terjadi di Lingkungan Miji Baru 1, Kelurahan Miji yang terletak di utara Sungai Sadar.
Bahkan banjir juga meluas ke Kelurahan Meri-Kecamatan Kranggan, Kelurahan Gununggedangan, Kecamatan Magersari, serta Kelurahan Surodinawan dan Pulorejo-Kecamatan Prajurit Kulon.
Saat ini kelurahan Meri dan Gununggedangan menjadi yang terparah karena ketinggian air yang merendam jalan-jalan lingkungan dan rumah penduduk mencapai paha orang dewasa. “Banjir di Kelurahan Meri mulai pukul 01.30 Wib karena meluapnya Sungai Sadar,” kata Duwi Susilo (40), warga Lingkungan Kuwung, Kelurahan Meri.
Kendati begitu, belum ada pengungsian skala besar yang dilakukan warga terdampak banjir. Warga memilih bertahan di rumah masing-masing sembari tetap waspada jika banjir semakin tinggi. (bud/gie)