
IM.com – Sedikitnya 300 kilogram sampah medis dari Kota Batu dilempar ke Mojokerto setiap tiga hari. Sampah itu dikirim untuk dihancurkan di pabrik pengolah limbah.
Sampah medis itu ditampung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tlekung, Kecamatan Junrejo, Kota Batu sebelum dikirim ke Mojokerto. Selama 8 bulan terakhir sejak merebaknya pandemi Covid-19, volume limbah medis di TPA ini meningkat signifikan.
“Per hari ada 100 kilogram sampah medis. Setiap tiga hari sekali di dikirim ke Mojokerto untuk dimusnahkan,” jelas Kasi Pengolahan Sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu, Bambang Harnowo, Senin (23/11/2020).
Sebagian besar sampah ini adalah masker dan face shield bekas. Bambang menjelaskan, ada 12 armada yang khusus membawa sampah medis baik dari rumah sakit (RS) serta desa dan kelurahan untuk dibuang ke TPA Tlekung.
“Sejak Pandemi Covid-19, mulai April-September 2020, sampah di TPA Tlekung mencapai 18,4 ton,” ujarnya.
Proses pembuangannya akan dipilah sesuai jenis sampahnya. Untuk sampah medis tajam seperti bekas jarum suntik hingga infus akan ditempatkan di safety box. Sedangkan tempat pembuangan warna kuning berisi tabung bekas infus, sarung tangan lateks serta masker bekas.
“Kemudian item hitam untuk sampah biasa seperti bungkus makanan, plastik dan sampah yang tidak berkaitan dengan cairan tubuh pasien serta lingkungannya,” jelas Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu, Yuni Astuti.
Terpisah, salah satu petugas sampah medis, Hermanto membenarkan dalam kurun waktu 8 bulan terakhir ketika memilah sampah ia mengaku selalu membawa penuh sampah medis dari tiap desa.
“Selain sampah rumah tangga, sampah medis juga banyak sekali. Tiap ambil sampah selalu membawa penuh di setiap boks. Baru saya pilah dengan bungkus kantong tersendiri baru di kirim ke TPA. Petugas juga memberikan sosialisasi kepada masyarakat agar merusak sampah medis terlebih dahulu baru dibuang, tujuannya agar tidak dipakai kembali,” tambahnya. (im)