IM.com – Program kain seragam sekolah gratis untuk siswa tingkat SD dan SMP sederajat di Kota Mojokerto terancam tak tepat waktu. Bagaimana tidak, hingga 1,5 bulan menjelang tahun ajaran baru, proses lelang tak kunjung selesai.
Jika sebelumnya pengadaan kain seragam sekolah gratis digadang-gadang terealisasi sebelum tahun ajaran baru 2017-2018, saat ini target tersebut direvisi oleh Dinas Pendidikan Kota Mojokerto. Pembagian ditargetkan setelah penerimaan peserta didik baru sebelum masuk tahun ajaran baru, yakni sebelum 17 Juli 2017.
“Optimis kami tetap, masuk sekolah anak-anak sudah memakai seragam gratis,” kata Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Mojokerto Sunardi kepada inilahmojokerto.com, Kamis (1/6/2017).
Namun, apa yang dijanjikan Sunardi itu tak lebih dari angin surga. Pasalnya, sampai saat ini proses lelang pengadaan kain seragam gratis untuk siswa SD-SMP sederajat, tak kunjung tuntas. Padahal, waktu yang tersisa sebelum tahun ajaran baru hanya 1,5 bulan.
Pada data informasi lelang situs layanan pengadaan secara elektronik (LPSE) Kota Mojokerto, paket pengadaan kain seragam gratis itu pada tahap evaluasi penawaran, evaluasi dokumen kualifikasi dan pembuktian kualifikasi. Pagu paket lelang ini senilai Rp 2,399 miliar.
“Kendalanya ada gagal lelang, bukan karena apa-apa, tapi gangguan di aplikasi e lelang, kan ada dokumen lelang yang ada masa kedaluarsa. Kemudian retender baru dilakukan 28 April lalu,” ungkap Sunardi.
Alih-alih optimis tak molor, Sunardi justru menyiapkan opsi jika kain seragam gratis gagal dibagikan sebelum tahun ajaran baru. Solusi ini ditawarkan agar para orang tua siswa tak keburu membeli seragam baru untuk anak mereka.
“Kalau kembali terlambat, ada kebijakan memakai seragam dari sekolah asal dulu sampai seragam gratis terbagi. Jadi, tak harus memakai seragam baru, eman kalau dobel,” cetusnya.
Pengadaan kain seragam gratis bagi pelajar di Kota Mojokerto menjadi salah satu catatan Wali Kota Mas’ud Yunus yang perlu diperbaiki tahun ini. Realisasi tak tepat waktu saat pelaksanaan perdana di tahun 2016, membuat program yang sedianya untuk meringankan beban orang tua itu justru memberatkan.
Kain seragam yang seharusnya dibagikan Juli bertepatan dengan tahun ajaran baru, ternyata molor sampai November akibat adanya gagal lelang. Tak pelak para orang tua harus menanggung biaya dobel lantaran tetap membeli sendiri seragam bagi anaknya, sekaligus ongkos jahit saat kain seragam gratis dibagikan oleh pemerintah.
Sejak adanya alih kelola SMA dan SMK negeri oleh Pemprov Jatim, maka tahun ajaran 2017-2018 nanti seragam gratis hanya menyentuh siswa SD dan SMP, baik negeri, swasta, maupun madrasah. Setiap siswa baru akan menerima jatah seragam nasional, pramuka, dan seragam khas Kota Mojokerto oranye-hitam.
Tahun ini pengadaan kain seragam untuk SD 9.375 stel degan anggaran Rp 1,054 miliar, sedangkan SMP 10.225 stel dengan anggaran Rp 1,344 miliar. (kus/uyo)