IM.com – Pemerintah Kabupaten Mojokerto menyalurkan CSR BRI Kantor Wilayah Surabaya ke Yayasan Bambu Lestari selaku pengelola Sumber Mata Air Desa Wanatani Bambu di Indreng Genitri, Claket, Pacet, Jumat (24/9/2021). Dana senilai Rp 50 juta akan dimanfaatkan untuk budi daya dan pemanfaatan hutan bambu untuk sesuatu yang produktif, antara lain dengan sebagai bahan baku bangunan homestay dan cafe.
Bantuan CSR ini bagian dari program Mengetuk Pintu Langit 2021 Kantor BRI Wilayah Surabaya. Dengan dana CSR tersebut, selain untuk konservasi lingkungan hayati, pengembangan Sumber Mata Air Desa Wanatani Bambu di Indreng Genitri, Claket diharapkan juga dapat membawa manfaat bagi perekonomian warga sekitar.
Pimpinan Kantor BRI Wilayah Surabaya Triswahju Herlina, menyampaikan terima kasih atas dukungan Bupati Mojokerto, hingga kinerja Kantor BRI Cabang Mojokerto berhasil menjadi nomor satu di Jawa Timur.
“Berkat support Ibu Bupati, Kantor BRI Cabang Mojokerto menjadi kantor BRI dengan kinerja terbaik Wilayah Surabaya. Semoga kerjasama dan sinergi ini, bisa memberi manfaat untuk masyarakat,” kata Triswahju Herlina di lokasi Sumber Mata Air Desa Wanatani Bambu di Indreng Genitri, Claket, Pacet, Jumat (24/9/2021).
Selain CSR, dalam kegiatan ini Pemerintah Kabupaten Mojokerto dan Kantor BRI Cabang Mojokerto turut melaksanakan MoU terkait pemanfaatan jasa dan layanan perbankan dalam pengelolaan BUMDes.
Layanan tersebut adalah pick up service, yang akan memudahkan pemdes dalam transaksi keuangan. Lebih tepatnya, BUMDes tak perlu lagi datang ke kantor BRI untuk setor tunai, karena BRI sendiri yang akan datang menjemput dana setoran tersebut. Penandatanganan MoU dilakukan Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati dan Dian Kesuma Wardhana selaku Pemimpin BRI Cabang Mojokerto.
Bupati Ikfina mengatakan, Claket memiliki potensi sentra pembibitan bambu dan akan dikenal sebagi ‘Desa Bambu’. Menurutnya, pemanfaatan bambu sangat luas sebagai bahan baku produktif, seperti bahan bangunan homestay, hingga cafe.
“Saya harap program CSR BRI ini membawa manfaat untuk alam, serta ekonomi. Kalau di Bejijong Trowulan, ada homestay gaya Majapahit. Nanti di Claket, homestaynya yakni pondok bambu,” terang Ikfina.
Bambu secara alami, memiliki keunggulan sebagai tanaman konservasi lingkungan yang menunjang ekosistem air. Sistem perakaran tanaman bambu yang rapat, akan membantu kestabilan lahan tanah yang ditumbuhi.
“Ada sedikitnya 600 sumur resapan di Kabupaten Mojokerto yang biasanya tergenang saat musim hujan, kini mulai membaik karena banyaknya budidaya tanaman bambu yang menyerap air,” jelasnya.
Kepala DLH Kabupaten Mojokerto Didik Chusnul Yakin pada kesempatan yang sama menyampaikan rencana pelibatan ibu-ibu Desa Claket dalam giat budi daya. Upaya ini dapat diarahkan ke sektor produktif untuk meningkatkan perekonomian warga.
“Kemarin kita mengajukan program pembibitan bambu skala keluarga, dengan sistem partisipasif. Ada penawaran kepada warga dalam satu desa dengan syarat 1 KK melakukan pembibitan sebanyak 2.166 tanaman bambu,” tuturnya.
Didik menambahkan, sementara ini dbutuhkan 30 KK dalam satu desa dengan target bibit bambu yang dikumpulkan sebanyak 64.980.
“Dengan MoU bersama BRI ini, kita dapat menerima bantuan untuk memberikan insentif kepada KK dengan imbalan Rp 2.250 per bibit. Selebihnya, dari CSR BRI kekurangannya akan kita tutup dengan anggaran yang ada,” jelas Didik. (im)