IM.com – Andri Budi Santoso (46), pengusaha sepatu asal Kecamatan Gedeg, Mojokerto, ternyata meninggalkan beberapa pesan terakhir sebelum bunuh diri di makam istrinya, Senin (20/6/2022). Selain wasiat kepada anak sulung, korban juga memuji kecantikan calon istrinya Fitryaningsih dan menyinggung soal kematiannya melalui aplikasi Whatsapp.
Sebelum nekat mengakhiri hidupnya, Andri sempat memberi kesan dan pesan terakhir kepada sang calon istri Fitryaningsih. Melalui panggilan video Whatsapp, duda tiga anak itu memuji kekasihnya yang semakin jelita.
“Dek, kamu tambah cantik,” beber Fitry menirukan pujian Andri dalam obrolan video call mereka melalui WhastApp pada Senin siang.
Fitry merasa saat itu sikap Andri lebih mesra dan romantis dari biasanya. Namun janda berusia 29 tahun itu tidak curiga atau merasakan firasat buruk apapun sampai mereka mengakhiri percakapan video call.
Petang harinya, Andri mengirim pesan terakhir yang menyinggung soal kematiannya. Ironisnya, Fitry tak mengetahui pesan terakhir dari calon suaminya itu.
Hingga Fitry mendengar kabar kematian Andri dari si putra sulung, Bima Prayuganing Santoso (18). Sontak, perempuan asal Desa Losari, Kecamatan Gedeg itu kaget dan buru-buru membuka whatsapp.
Fitry semakin terperanjat ketika mengetahui ada pesan dari Andri yang belum dia baca. Saat dibuka, ia tertegun sekaligus tak percaya membaca isi pesan terakhir calon suaminya.
“Dek, aku mati dino iki (dik, aku meninggal dunia hari ini),” sambung Fitry membacakan isi pesan WhastApp Andri.
Pesan kematian yang baru dia baca setelah Andri tak bernyawa itu membuat kesedihan hati Fitry kian mendalam. Apalagi, akad pernikahan mereka hanya tinggal menghitung hari, tepatnya pada 3 Juli 2022 nanti.
Fitry menceritakan, hubungan dekat mereka dimulai sejak ditinggal pasangannya masing-masing yang meninggal dunia akibat Covid-19, akhir 2021 lalu. Andri kemudian melamarnya pada Maret 2022 lalu.
Namun belum sempat naik ke pelaminan, Andri ditemukan tewas tergeletak di samping makam istrinya, Sulistyaningsih, di Desa/Kecamatan Gedeg, Senin (20/6/2022). Jasadnya ditemukan oleh Juru Kunci Makam, Bambang Utomo, dalam posisi duduk bersila dan badannya tengkurap di atas kuburan istrinya.
Pesan terakhir lain dari Andri tertuju kepada anak sulungnya, Bima Prayuganing Santoso. Isi wasiatnya menginstruksikan para karyawannya di pabrik rumahan sepatu agar meminta gaji mingguan kepada Bima.
“Tukang gambar bilang ke saya kalau bapak memberi tahu dia untuk gajian berikutnya disuruh minta ke saya langsung. Gajian satu minggu sekali setiap hari Sabtu,” ujar Bima.
Awalnya, pelajar kelas 2 SMK itu tak merasakan gelagat buruk saat mengetahui pesan itu. Namun kini setelah sang bapak meninggal dunia, ia baru menyadari perkataan sang bapak lewat karyawannya itu seolah menjadi wasiat terakhir.
“Kemarin saya tidak berpikiran macam-macam. Setelah kejadian, saya langsung ingat pesan itu,” ucapnya.
Andri diduga mengakhiri hidupnya dengan menenggak racun. Indikasinya, juru kunci makam mendapati ada sisa racun serangga kemasan saset di bawah tubuh korban.
Korban juga memuntahkan cairan bercampur dengan darah. Selain itu, Bambang menemukan sebuah gunting yang dipakai korban membuka bungkus racun. (Baca: Minum Racun Tikus, Pengusaha Sepatu Gedeg Tewas di Makam Istrinya)
Pihak kepolisian yang mendapat laporan langsung mendatangi lokasi dan melakukan olah TKP. Jenazah Andri dievakuasi ke RSUD RA Basoeni untuk kepentingan visum sekitar pukul 19.30 WIB.
Penyebab Andri bunuh diri masih masih menjadi teka-teki. Pihak keluarga korban maupun calon istri saling memberikan keterangan yang bertolak belakang. (Baca: Kata Calon Istri, Pengusaha Sepatu yang Bunuh Diri Ingin Pesta Pernikahan Dimeriahkan Orkes Dangdut)
Sementara pihak kepolisian hingga saat ini belum memberikan keterangan resmi terkait penyebab pasti korban bunuh diri. Polisi masih menunggu hasil visum sembari melakukan penyelidikan dan meminta keterangan para saksi. (cw)