IM.com – Pihak PT Energi Agro Nusantara (Enero) langsung merespon keluhan warga terkait bau menyengat dari pabrik ethanol di Jalan Raya Gempolkerep, Suko Sewu, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto. Setelah dilakukan mitigasi, perusahaan melakukan sejumlah upaya cepat dan rencana langkah antisipasi jangka panjang.
Dalam keterangan tertulis yang diterima inilahmojokerto.com, Minggu (23/10/2022), PT Enero menyatakan telah melakukan mitigasi atas aroma tidak sedap yang dikeluhkan warga sekitar pabrik olahan tetes tebu (ethanol). Hasilnya, ada tujuh upaya dilakukan perusahaan yang terbagi dalam jangka pendek dan panjang untuk menghilangkan bau menyengat.
Pertama, pabrik akan memasang cover tertutup pada lagoon penampung spentwash yang telah diolah pada reaktor anaerobic digester. Hal ini untuk untuk mengantisipasi adanya reaksi lanjutan (menghasilkan biogas) dengan menambahkan saluran pengeluaran yang selanjutnya disalurkan ke unit pembakaran biogas (flaring).
Kedua, memastikan cover penutup pada lagoon tidak mengalami kebocoran, sehingga biogas hanya disalurankan pada unit pembakaran. Hal ini untuk memastikan penyebab utama timbulnya bau tersebut dapat diatasi.
Ketiga, melakukan pencampuran (mixing) biogas yang belum dapat terbakar dengan yang sudah dapat dibakar. Harapannya, untuk biogas menghasilkan komposisi minimum sehingga dapat dibakar.
Langkah berikutnya masuk kategori upaya jangka panjang. Perusahaan akan memasarkan, mendistribusikan dan memaksimalkan pemanfaatan Pupuk Hayati Enero (PHE) secara lebih luas. Sehinggga lagoon penampung sementara spentwash sebelum diolah menjadi pupuk dapat dihilangkan.
Kelima, PT Enero juga menawarkan Pupuk Hayati Enero (PHE) kepada masyarakat petani di sekitar pabrik yang selama ini belum mengetahui dan atau mencoba mengaplikasikannya ke lahan pertanian. Keenam, perusahaan secara berkelanjutan berkoordinasi dengan dinas terkait dalam rangka terjalinnya hubungan harmonis dengan masyarakat.
“Ketujuh, perusahaan berkomitmen melakukan riset secara berkelanjutan demi mewujudkan kegiatan operasional ramah lingkungan,” tulis PT Enero dalam keterangan tertulisnya.
Lebih lanjut, PT Enero memaparkan proses produksi tetes tebu menjadi ethanol dengan kapasitas 100 KLPD serta pengolahan limbahnya. Dijelaskan, sejak berdiri tahun 2013, perusahaan hanya fokus untuk memproduksi fuel grade ethanol (bahan bakar).
Selanjutnya pada tahun 2020, PT Enero merevitalisasi peralatan guna menghasilkan multi product ethanol. Di antaranya industrial grade ethanol, dan extra neutral grade dengan tetap mampu memproduksi fuel grade ethanol sebagai bagian mendukung kebijakan ketahanan energi nasional.
“Dimana proyek revitalisasi tersebut memasuki tahap commissioning sejak September 2022,” keterangan PT Enero.
Selanjutnya, proses fermentasi tetes menjadi ethanol menghasilkan produk samping berupa spentwash yang kemudian diolah menjadi pupuk hayati cair. Adapun ringkasan tahapan pengolahan pupuk tersebut adalah sebagai berikut:
- Spentwash diolah untuk menurunkan Chemical Oxygen Demand (COD), menurunkan Biological Oxcyegen Demand (BOD) pada reaktor Anaerobic Digester sekaligus meningkatan pH cairan spentwash menjadi netral. Sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk hayati cair yang aman bagi lahan pertanian secara berkelanjutan.
- Spentwash yang telah diolah pada anaerobic digester ditampung pada lagoon tertutup untuk selanjutnya diolah (diberikan aerasi dan mikrobia) sehingga menjadi pupuk hayati cair (Pupuk Hayati Enero).
- Proses pengolahan spentwash (anaerobic digester & lagoon) tersebut menghasilkan produk samping berupa biogas.
- Secara umum biogas inilah yang menjadi sumber bau kurang sedap, gas ini mengandung methane dimana pada kondisi normal/ideal (kadarnya mencapai ≥48%) ini dapat dibakar untuk menghilangkan bau yang timbul.
- Pembentukan biogas ideal (dapat dibakar) memerlukan waktu sekitar 45-50 hari, sehingga sampai dengan waktu tersebut biogas sudah terbentuk namun belum dapat dibakar. Hal inilah yang menjadi factor utama terjadinya bau yang kurang sedap;
- Dalam hal biogas sudah dapat dibakar, umumnya bau kurang sedap tersebut dapat dihilangkan.
Sebelumnya diberitakan, warga dari sejumlah desa di Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto resah dengan bau menyengat yang diduga bersumber dari PT. Energi Agro Nusantara. (Enero). Bukan hanya menyebabkan ketidaknyamanan, kuatnya aroma itu juga kerap menyebabkan mual dan kepala pusing.
Sejumlah warga menyebutkan, bau menyengat itu kerap tercium sampai pemukiman belakangan ini. Ia mengungkapkan, banyak warga yang mengaku kepala pusing dan merasakan selera makan mereka menurun akibat aroma tersebut.
Apalagi jika turun hujan, bau semakin menyengat ke hidung. Warga merasa kondisi ini cukup mengkhawatirkan jika tidak segera ditangani, khususnya pada kesehatan orang-orang yang tinggal di sekitar pabrik. (im)