IM.com – Seluruh Kepala Sekolah dan ASN Guru di Kabupaten Mojokerto harus siap mengjadai berbagai tantangan dunia pendidikan di era VUCA. Adaptasi itu khususnya dalam aspek pengelolaan mutu pendikan dan peningkatan keterampilan belajar (learning skills) seusai perkembangan jaman.
VUCA merupakan akronim dari volatility (perubahan yang cepat dan menerus), Uncertainty (ketidakpastian), Complexity (kompleksitas), dan Ambiguity (membingungkan). Kondisi tersebut menjadi suatu realitas yang harus dihadapi manusia, termasuk para ASN guru yang bekerja di era digitalisasi saat ini.
“Setiap dari kita harus menghadapi VUCA. Suka tidak suka, kita harus bisa beradaptasi agar bisa bertahan dan tidak tertinggal,” terang Ikfina, saat menghadiri peningkatan kompetensi Kepala Sekolah SD Negeri Kabupaten Mojokerto (angkatan baru dari guru penggerak dan guru senior tahun 2022) di hotel Arayanna, Trawas, Kamis (19/1/2023).
Selain vuca, bupati juga menegaskan arti dari keterampilan belajar (learning skills) yang harus dimiliki para peserta didik. Dalam cakupan yang lebih luas, learning skills mengacu pada proses mental dalam rangka beradaptasi dengan lingkungan baru sehingga dapat menjadi lebih baik lagi.
“Ketika pandemi masih bergejolak tahun-tahun lalu, metode belajar-mengajar beralih dari tatap muka ke daring. Memahami alat-alat daringnya saja tidak cukup. Belajar juga butuh konsentrasi dan pemahaman, ini salah satu bentuk terampil belajar. Lagi-lagi, mau beradaptasi adalah kuncinya,” tambahnya.
Ikfina juga mengajak para kepala sekolah untuk bekerja dengan penuh semangat dan terus melakukan inovasi serta meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan di Kabupaten Mojokerto sehingga dapat mewujudkan Kabupaten Mojokerto yang maju, adil, dan makmur.
“ASN harus mendukung terwujudnya birokrasi yang bersih dan melayani. ASN juga memiliki kewajiban menerapkan nilai dasar atau Core Value ASN ‘BERAKHLAK’, yang merupakan akronim dari Berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, Harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif,”
Ikfina juga berpesan kepada para kepala sekolah untuk senantiasa mampu menjadi sosok pemimpin yang luwes. Dalam artian mampu mengendalikan diri untuk ringan dan terbuka terhadap hal-hal baru.
“Kemudian mampu menangkap potensi, dan memimpin struktur organisasi secara bijak,” pungkasnya. (im)