IM.com – Permasalahan utang piutang mantan Kepala SMP Negeri (SMPN) 1 Pacet, Mojokerto, Sugito dengan Grafindo selaku penyedia buku pelajaran siswa, belum menemui titik terang. Perusahaan menyangkal pengakuan pria yang kini menjabat Kepala SMPN 1 Mojoanyar tersebut telah membayar Rp 8 juta.
Pegawai Grafindo, Imam, menegaskan, Sugito belum membayar sepeser pun uang pengadaan buku senilai total Rp 64 juta tersebut. Ia menantang mantan Kasek SMPN 1 Pacet itu menunjukkan bukti (kwitansi) pembayaran jika yang bersangkutan bersikukuh sudah membayar sebagian utangnya
“Kalau memang sudah membayar, mana ada kwitansi pembayarannya. Kalau saya punya bukti semuanya, sudah jelas belum membayar sama sekali,” kata Imam saat dihubungi, Jumat (24/3/2023) malam.
Selain itu, Imam juga membantah pernyatan Sugito terkait batas waktu akhir pembayaran yang dikatakan sampai akhri maret 2023. Padahal, sesuai perjanjian, lanjutnya, tagihan harus dibayar paling lambat 3 bulan setelah buku dikirim ke pihak sekolah.
Sebagai informasi, Sugito selaku Kasek SMPN 1 Pacet bekerjasama dengan Grafindo untuk menyediakan tiga jenis buku pelajaran yakni Matematika, IPA dan Pelatihan Brilian (Pengayaan Materi). Buku-buku itu diperuntukkan bagi siswa Kelas VII di awal tahun ajaran 2022/2023.
Baca: Mantan Kasek SMPN 1 Pacet Tegaskan Akan Lunasi Pembayaran Buku ke PT Grafindo
“Pembayaran seharusnya maksimal 3 bulan setelah pengiriman buku, tetapi sampai November (2022) belum dibayar,” ujar pria yang ditugasi perusahaannya melanjutkan tugas Sindung, sales yang menjalin kerjasama dengan Sugito untuk pengadaan buku.
Sindung sendiri sudah keluar atau tidak bekerja lagi di Grafindo. Sehingga perusahaan penerbitan buku itu melimpahkan tugasnya yang belum selesai terkait utang-piutang dengan Sugito kepada Imam.
Mengetahui Sugito belum membayar satu rupiah pun ke perusahaan, Imam pun berinsiatif mendatangi SMPN 1 Pacet. Ia bertemu dengan Sholihati, petugas koperasi sekolah yang mengelola penjualan buku dari Grafindo ke siswa Kelas VII.
“Saya tahunya Bu Sholihati itu petugas koperasi. Saya tanya, katanya uang dari siswa sudah dibayarkan semuanya ke Pak Sugito,” ujarnya.
Mendengar pengakuan Sholihati, seketika Imam mencium aroma tidak sedap di balik molornya pembayaran buku senilai puluhan juta. Kecurigaan itu diperkuat dengan jawaban Sugito ketika ditemui pada hari yang sama, dia melempar tanggung jawab ke pihak koperasi.
“Saat saya tanya gimana pembayaran bukunya, Pak Sugito menjawab ‘Langsung ke Bu Sholihati saja, ada di situ semua uangnya’. Mau saya balas sudah dibayar lunas gitu, tapi tidak sampai hati,” tandasnya.
Sepekan kemudian, Imam kembali menagih pembayaran ke Sugito. Namun Kasek SMPN Mojoanyar itu hanya mengucap janji akan membayar utangnya pada akhir Desember, lalu molor sampai awal Januari 2023.
“Lalu saya tanya lagi, bilangnya Januari akhir. Pada bulan 2 (Februari), dia bilang nanti sore baru akan ambil 70 juta, uang dari kerjasama (pengadaan) LKS, untungnya saja segitu,” ucap Imam.
Namun sampai hari ini, dua bulan sudah berselang, Imam menegaskan Sugito belum pernah menunjukkan i’tikad baik untuk membayar tagihan pengadaan buku. Ia juga sudah enggan terus menagih pembayaran karena yang bersangkutan selalu berkelit dengan janji-janjinya.
“Jadi Pak Sugito itu belum membayar sama sekali, ada semua buktinya, kirim dan tanda tangan,” pungkasnya. (im)