IM.com – Bulog Sub Divre Surabaya Selatan menggelar operasi pasar. Ini dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan harga yang akan mewarnai perayaan Idul Adha 1 September mendatang. Operasi pasar ini sekaligus memberi aman masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok.
Kepala Bulog Sub Divre Surabaya Selatan Arsyad mengatakan, OP digelar mulai hari ini hingga H+7 lebaran Idul Adha. Menurut dia, pasar murah itu bisa ditemui di 20 pasar tradisional yang ada di Kabupaten dan Kota Mojokerto, serta Kabupaten Jombang. Seperti Pasar Tanjung Anyar, Prajurit Kulon, Kedungmaling dan Pasar Legi Mojosari.
“Saat ini harga kebutuhan pokok masih stabil, tapi kami antisipasi menjelang Idul Adha dengan pasar murah agar harga di tingkat konsumen tetap stabil,” kata Arsyad saat launching OP bersama Satgas Pangan di halaman kantornya, Jumat (25/8/2017).
Menurut Arsyad, beragam kebutuhan pokok yang rawan mengalami kenaikan harga tersedia di pasar murah. Tentunya dengan harga yang lebih murah dibandingkan harga pasar.
Beras medium Rp 8.500/Kg, beras medium plus Rp 9.500/Kg, beras premium Rp 10.500/Kg, gula pasir Rp 11.900/Kg, minyak goreng kemasan Rp 12 ribu/liter, bawang putih Rp 19 ribu/Kg, telur Rp 18 ribu/Kg, serta tepung terigu Rp 8 ribu/Kg.
“Stok semua kebutuhan pokok sudah kami siapkan, sangat cukup untuk pasar murah,” tegasnya yang didampingi Kasat Reskrim AKP Budi Santoso dan Pasi Log Kodim 0815 Mojokerto Kapten Arh Aries Triyono mewakili Dandim.
Gerakan stabilisasi harga kebutuhan pokok juga dilakukan Satgas Pangan Kabupaten Mojokerto yakni Disperindag, TNI AD dan Kepolisian. Petugas akan meningkatkan intensitas razia ke gudang-gudang logistik yang disinyalir dijadikan tempat menimbun kebutuhan pokok. Praktik penimbunan bakal membuat stok kebutuhan pokok di pasar langka yang berujung terjadinya lonjakan harga.
“Kami cek gudang-gudang, penggilingan padi. Kami upayakan semuanya masuk ke Bulog, jangan sampai beras beredar melebihi HET (harga eceran tertinggi) beras Rp 9.450/Kg. Karena itu bisa membuat stok Bulog kosong sehingga terjadi kelangkaan di pasar,” ungkap Ketua Satgas Pangan Kabupaten Mojokerto AKP Budi Santoso.
Pria yang juga menjabat Kasat Reskrim Polres Mojokerto ini memastikan, sejauh ini belum ditemukan praktik penimbunan kebutuhan pokok di wilayah hukumnya. “Kalau kami temukan, pasti kami tindak tegas,” tandasnya. (kus/uyo)