IM.com – Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Perlindungan Perempuan (DP2KBP2) Kabupaten Mojokerto menggalakkan program ‘Gelora Cinta’ (Gerakan Pola Asuh Orang Tua Cegah Stunting Anak Balita). Gerakan ini sejalan dengan program nasional untuk menekan angka stunting,
Agenda program Gelora Cinta ini, Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati mensosialisasikan risiko dan bahaya stunting kepada masyarakat di Desa Curahmojo, Kecamatan Pungging, Kamis (9/11)/2023).
“Stunting disebabkan oleh kekurangan gizi dan infeksi berlanjut, jika anak pada posisi stunting, maka tingkat kecerdasannya 25 persen lebih rendah dari anak kondisi normal,” kata Ikfina.
Kondisi stunting ini, lanjut Ikfina, akan berpengaruh terhadap kondisi sumber daya manusia suatu wilayah atau negara di kemudian hari. Sehingga tidak akan mampu bersaing dengan negara lain yang memiliki kualitas sumber daya manusia lebih baik.
“Stunting ini diawali saat kondisi hamil, jadi ibu-ibu yang sedang hamil ini jangan sampai kekurangan gizi, sehingga janinnya juga akan tercukupi gizinya,” jelasnya.
Bupati dengan latar belakang dokter ini menjelaskan, dengan betul-betul memperhatikan kebutuhan gizi ibu hamil, maka akan mengurangi risiko bayi terlahir stunting.
“Kita harus betul-betul memperhatikan kondisi ibu hamil, agar nanti tidak sampai lahir anak dalam kondisi stunting. Karena kalau sudah stunting, maka akan semakin sulit memenuhi kebutuhan gizinya,” tandasnya.
Dalam menurunkan stunting di Kabupaten Mojokerto bahkan di tingkat nasional, pemerintah membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang ada di setiap jenjang pemerintahan. Dari tingkat nasional hingga tingkat desa.
Dengan ini, diharapkan angka stunting di Indonesia benar-benar terbebas dari stunting guna mewujudkan generasi emas yang siap bersaing dengan SDM Internasional di masa yang akan datang. (im)